JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak produsen mobil yang masih mengandalkan pelapis jok dari bahan atau material fabric (kain). Sebab, harganya lebih terjangkau dibandingkan kulit sintetis atau bahkan kulit asli.
Dari segi estetika, jok dari bahan fabric memang tak ada masalah. Namun, sebenarnya perawatan jok ini lebih sulit dibandingkan yang terbuat dari bahan kulit.
Edy, pemilik Vertue Concept, spesialis interior dan seat maker, mengatakan, pada material fabric, terdapat bahaya yang tersembunyi. Sebab, jika terlalu lama digunakan, bahan ini menjadi sarang debu.
"Fabric itu sifatnya menyerap, jadi kalau kabin mobil kotor atau jorok perawatannya maka debu bisa mudah singgah, bahkan bisa numpuk sampai ke busa," ujar Edy, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Edy menambahkan, untuk mengecek apakah jok yang dibungkus fabric mulai berdebu, bisa dengan cara memukulnya. Bila kotor, debunya akan langsung keluar.
"Bagi pengguna bahan fabric bukan hanya fokus membersihkan jok dengan vacum saja, tapi juga menjaga kebersihan kabin. Sebab, dampaknya akan sangat buruk bagi kesehatan," kata Edy.
Edy menyarankan, saat memukul jok, sebaiknya dilakukan saat kabin terbuka. Jangan dalam keadaan pintu dan kaca jendela tertutup, apalagi saat pendingin udara menyala.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/07/11/180200515/ketahui-ini-bahaya-jok-mobil-dari-material-fabric