JAKARTA, KOMPAS.com – Ban sepeda motor merupakan komponen yang sangat penting dalam keselamatan berkendara. Kadang orang masih saja salah kaprah, menunggu ban botak baru menggantinya dengan yang baru.
Padahal, pada telapak ban tertera Tread Wear Indocator (TWI) sebagai tanda Keausan dari alur ban. Jika telapak ban sudah mengenai batas tersebut, sebaiknya melakukan penggantian ban.
TWI berada pada bagian tengah telapak ban, biasanya pada dinding ban ada tanda segitiga yang mengarahkan di mana indikator keausan tersebut. Jika menunggu ban botak baru ganti dengan yang baru, fungsi ban jadi tidak maksimal.
“Ketika ban motor sudah mencapai titik TWI dan dipakai hujan-hujanan, pembuangan air pada alur ban jadi tidak maksimal,” kata Dodiyanto, Senior Brand Executive & Product Development PT Gajah Tunggal Tbk., produsen ban IRC kepada Kompas.com, Jumat (3/7/2020).
Lalu bagaimana jika ban yang sudah mencapai TWI tetapi tetap digunakan pada jalan yang kering? Dodiyanto mengatakan, ban yang sudah mencapai TWI akan tidak maksimal performanya.
“Kondisi jalan di Indonesia masih banyak yang berpasir atau kerikil. Nanti ketika motor mengerem atau menikung, jadi tidak maksimal,” ucap Dodiyanto.
Apalagi jika ban botak, harus rem mendadak di jalan aspal berpasir, itu sangat berisiko. Ban yang belum mencapai TWI ketika melewati jalan aspal berpasir bisa membantu karena ada area buangnya atau alur ban.
“Jadi alur ban juga membantu mencengkram jalan saat kondisi aspal kering, bukan hanya basah. Kalau ban botak dipakai rem mendadak, pasti melintir atau sliding bannya,” kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/07/04/092200315/jangan-tunggu-botak-paling-pas-ganti-ban-motor-sesuai-twi