Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Imbas Pandemi, Bus Pariwisata Disulap Jadi Kedai Kopi Berjalan

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu layanan dalam sektor transportasi yang paling terdampak pandemi Covid-19 adalah bus pariwisata. Akibat adanya penutupan sejumlah tempat wisata juga larangan berpergian, otomatis orderan pun sepi.

Karena itu, tak sedikit pengusaha bus pariwisata yang akhirnya memilih untuk mengandangkan armadanya, bahkan sampai ada yang merumahkan karyawannya.

Namun tidak semuanya, karena masih ada yang mencoba untuk berinovasi membuat hal berbeda. Contoh seperti armada bus pariwisata di Yogyakarta yang kini disulap menjadi kedai kopi berjalan bernama Coffee On The Bus.

Menggunakan unit bus pariwisata yang sedikit telah dimodifikasi, layanan Coffee On The Bus saat ini menjadi salah satu konsep hiburan paling diminati oleh masyarakat di Kota Gudeg.

"Berangkat dari kondisi pandemi, kami mencoba untuk berinovasi mencari sesuatu yang berbeda. Kita tahu ada larangan dan sebagainya untuk beroperasi, jadi agar kami bisa survive akhirnya tercetus hal ini," ucap Wiwit Kurniawan, pengagas Coffee On The Bus yang juga pemilik PO Rejeki Transport, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/7/2020).

"Konsep utama ngopi di dalam bus, karena kita tahu juga sekarang banyak orang dari tua sampai muda mulai suka kopi dan mereka juga bosan di rumah, jadi kami tawarkan hal baru menikmati kopi sambil keliling kota Yogyakarta di dalam bus," kata dia.

Wiwit mengatakan pengusaha bus pariwisata saat ini kurang lebih sudah tak beroperasi selama empat bulan. Otomatis tanpa ada pergerakan, bisnis pun menjadi berhenti lantaran tak ada pendapatan.

Hal tersebut yang akhirnya memotivasi untuk membuat ide melayani penikmati kopi dengan konsep yang berbeda, memanfaatkan sarana tempat duduk di dalam armada busnya.

Menurut Wiwit, meski baru beroperasional selama satu minggu, namun saat ini Coffee On The Bus cukup digandrungi warga Yogyakarta sebagai salah satu alternatif hiburan di dalam kota. Hampir setiap hari pemesanan selalu ramai.

Dalam menjalankan pelayanannya, Wiwit juga tetap menerapkan protokol kesehatan yang berlaku. Mulai dengan melakukan pengecekan suhu tubuh, menyediakan hand sanitizer bagi penumpang, sampai membatasi jumlah penumpangnya.

"Cek suhu wajib sebelum masuk, penumpang hanya 28 orang. Kami ikuti protokol kesehatan yang ada, kalau dari pengunjung rata-rata keluarga dan ini setiap hari lumayan penuh," ucap Wiwit.

Dari segi ubahan, bus yang menggunakan unit Scania K-310 tersebut menurut Wiwit tak banyak yang dimodifikasi, sifatnya hanya minor saja. Paling besar menempatkan meja kecil di tengah-tengah tempat duduk, tapi secara keseluruhan tak sampai merombak konfigurasi yang sudah ditetapkan.

Wiwit mengatakan layanan kopi dilakukan langsung oleh barista. Sedangkan untuk kopi yang disajaikan juga tidak sembarangan, karena didatangkan dari berbagai daerah, seperti Gayo, Solok, Lampung Merapi, dan lainnya.

"Intinya melalui ide kreatif ini kami juga ingin memberikan sensasi berbeda sekaligus menjalankan roda bisnis juga di tengah pandemi," ucap Wiwit.

Bagi yang tertarik menjajal minum kopi sambil keliling Yogyakarta bisa menikmatinya hanya dengan mengeluarkan dana Rp 50.000 melalui reservasi di Artha Barber and Chill di Jalan Ungaran No.12, Kotabaru, Yogyakarta

Sedangkan ketika akhir pekan, yaknu Sabtu dan Minggu, tersedia empat keberangkatan. Pilihanya dari pukul 10.00 WIB, 13.00 WIB, 16.00 WIB, serta 19.00 WIB.

https://otomotif.kompas.com/read/2020/07/04/070200915/imbas-pandemi-bus-pariwisata-disulap-jadi-kedai-kopi-berjalan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke