Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penasaran Apakah Oli Mesin Bisa Basi, Ini Jawabannya

JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga saat ini masih banyak persepsi yang menggangap bila oli atau pelumas mesin bisa basi. Hal ini terjadi karena oli terlalu lama didiamkan sehingga membuat kualitasnya menurun.

Kondisi tersebut ternyata dianggap salah kaprah bila merujuk pada oli yang sudah digunakan atau yang ada di dalam mesin, namun bisa terjadi untuk oli yang belum digunakan alias masih dalam kemasan.

Menurut Nurdin ST, Technical Specialis PT Pertamina Lubricants, oli mesin yang tak digunakan atau dalam kemasan memiliki masa kualitas yang harus diperhatikan. Namun kondisi tersebut bukan dinamakan kedaluwarsa, karena beda terminologinya.

"Kalau kedaluwarsa itu untuk makanan atau obat-obatan, jadi beda. Pada intinya semua produk yang menyangkut teknologi kimia termasuk turunan petroleum memiliki validity period, pada bidang lubricant itu lebih dikenal dengan sebutan lubricant shelf life, jadi bukan kedaluwarsa," ucap Nurdin kepada Kompas.com, Sabtu (27/6/2020).

Lebih lanjut Nurdin menjelaskan, lubricant shelf life atau validity period merupakan rentang waktu rata-rata dimana sifat fisika, kimia, maupun untuk kerja atau performace dari pelumas tersebut masih sesuai. Ini berlaku hanya untuk pelumas yang statusnya belum terpakai atau masih dalam kemasan.

Untuk ketahanan atau panjang dari shelf life sendiri, menurut Nurdin sangat tergantung pada jenis oli dasarnya atau base oil, jenis adiktif yang digunakan, serta yang paling penting lagi adalah masalah penanganan dan prosedur penyimpanannya.

"Pada oli yang masih dalam kemasan, penanganan dan penyimpanan itu sangat penting untuk diperhatikan. Keduanya yang sangat mempengaruhi shelf life dari pelumas tersebut. Untuk rata-ratanya sendiri, jenis mineral oil shelf life-nya itu di rentang 3 sampai 7 tahunan," ucap Nurdin.

Agar oli tetap memiliki kualitas yang baik meski belum digunakan, baiknya konsumen perlu memperhatikan proses penanganan dan penyimpanannya.

Menurut Nurdin, caranya adalah dengan memastikan bila kemasan tidak rusak dan tidak terkontaminasi dengan hal-hal lain, apalagi air.

"Selain itu, jangan biarkan kemasan oli dalam kondisi terbuka untuk waktu yang lama. Bila sudah terbentuk pelumas berwarna susu atau tidak berwarna seperti pelumas biasanya, maka bisa dipastikan oli tersebut sudah tidak baik atau bahkan menjadi indikasi bila oli itu adalah palsu," ujar Nurdin.

https://otomotif.kompas.com/read/2020/06/28/174200215/penasaran-apakah-oli-mesin-bisa-basi-ini-jawabannya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke