JAKARTA, KOMPAS.com – Situasi jalan di perkotaan terutama Jakarta kembali ramai. Banyak masyarakat yang kembali melakukan aktivitasnya menggunakan kendaraan pribadi.
Kondisi jalan yang semakin ramai, kadang menemui perilaku pengguna jalan lain yang membuat emosi, seperti menyerobot lajur atau lainnya. Selain itu, karena sudah lama tidak mengemudi, emosi dari pengemudi juga berubah.
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), mengatakan, setelah tiga bulan di rumah aja, akan membuat suasana hati berubah, emosi dan kebebasan harus ada batasnya ketika kembali mengemudi.
“Pertama, pengemudi harus memikirkan hal yang positif, fokus bahwa keluar rumah untuk bekerja dan memperbaiki ekonomi yang selama tiga bulan terakhir tertunda,” kata Sony kepada Kompas.com, Senin (1/6/2020).
Mengemudi dengan fokus dan berpikir positif harus dilakukan agar tetap menjaga perilaku yang aman dan sehat. Selanjutnya yaitu menyiapkan mental dan fisik yang prima sebelum mengemudi.
“Tetap membatasi aktivitas dan tidak terburu-buru. Jangan hanya karena ingin menyelesaikan secara cepat, justru merugikan keselamatan dan kesehatan,” ucap Sony.
Ketiga, tetap ikuti aturan lalu lintas, perhatikan rambu-rambu yang ada dalam berkendara sehingga tidak melanggar. Jika melihat pengguna jalan lain yang melanggar atau mengganggu, jangan terprovokasi dan berselisih.
“Dilonggarkannya aturan membuat ego para pengguna jalan di atas rata-rata, semua ingin didahului. Tetap tenang dan relaks dalam berpikir sehingga reaksi positif akan mengikuti,” kata dia.
Terakhir, Sony mengatakan untuk tidak melupakan protokol kesehatan baik sebelum dan sesudah mengemudi, kemudian dilakukan secara tertib dan berkala.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/06/02/084200515/jalanan-kembali-ramai-bagaimana-jaga-emosi-ketika-mengemudi-