JAKARTA, KOMPAS.com - Jangan pernah abai pada perawatan spooring atau wheel alignment alias penyelarasan roda mobil. Aktivitas ini sudah harus masuk dalam daftar wajib perawatan rutin bagi para pemilik kendaraan.
Sebab, kebiasaan sering melewati jalan dengan kondisi tidak menentu, dapat membuat setelan roda berubah.
Mengapa setelan roda berubah, lantaran roda mengalami kontak langsung dengan permukaan jalan. Otomatis roda akan mendapat efek saat ban mobil menghajar jalan berlubang atau rusak.
Kepala Bengkel Auto2000, Cibinong, Deni Adrian, mengatakan, efek paling terasa setir tidak bisa lurus dan mobil terasa liar saat dikendarai.
“Ketika berkendara, pemilik mobil akan merasa setir lari-larian, masalah itu muncul dari roda,” ujar Deni kepada Kompas.com.
Tidak hanya itu, berubah setelan roda mobil juga bisa menyebabkan ban rusak. Sebab dengan kemiringan yang berubah, titik tumpuan mobil saat diisi beban juga berganti.
Belum lagi efek ban habis yang tidak merata karena perubahan tersebut. Untuk memperbaikinya, diperlukan wheel alignment yang menyetel sudut camber, caster, dan toe.
“Ban yang habisnya tidak merata terjadi karena ada bagian yang tertarik, makanya saat proses spooring atau balancing sebaiknya sambil dilakukan rotasi ban,” kata Deni.
Deni melanjutkan, sebetulnya tidak ada patokan waktu yang baku untuk melakukan spooring atau balancing. Asal posisi kemudi masih baik-baik saja, tidak ada kendala dalam pengendalian, roda mobil bisa dikatakan aman.
“Namun sesuai dengan anjuran pabrikan, idealnya spooring dilakukan setiap enam bulan sekali atau 10.000 Km. Sambil mengecek kembangan ban juga, apakah habisnya rada atau tidak,” katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/05/28/102200215/jangan-abai-perawatan-spooring-dan-balancing-mobil-