JAKARTA, KOMPAS.com - Di setiap pertigaan jalan, biasanya kita akan menemukan lampu lalu lintas atau biasa yang disebut lampu merah yang berfungsi untuk mengendalikan arus lalu lintas.
Meski begitu, kenyataannya angka kecelakaan yang terjadi di pertigaan tetap tinggi.
Kejadian ini sebetulnya dapat diminimalisir denagn menerapkan teknik belok yang benar. Jangan melakukan belok secara tiba-tiba, apalagi dalam kecepatan tinggi karena sangat berbahaya dilakukan.
“Berbelok memang tidak boleh mendadak, jadi sekitar 30 meter sebelum turning point atau titik belok sudah memberikan sein sebagai tanda kepada pengguna jalan lain,” ujar Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu.
Tidak hanya itu, Jusri mengingatkan, pengemudi juga wajib mengecek spion untuk memastikan situasi berbelok aman. Sering kali ada kendaraan yang tidak terlihat di sebelah kanan atau kiri, saat kendaraan kita berbelok.
“Tengok agak ke belakang, jangan hanya melalu spion saja. Karena blind spot kadang menyulitkan kita. Logikanya kalau aman, silahkan berbelok. Kalau tidak aman jangan belok dulu,” katanya.
Kurangi juga kecepatan kendaraan dengan melakukan pengereman saat masuk tikungan. Jusri mengingatkan, belok dalam kecepatan tinggi dapat meningkatkan risiko kecelakaan.
“Sebab, potensi body roll mobil menjadi lebih besar, efeknya mobil bisa terguling saat bermanuver,” kata Jusri.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/05/23/154200015/pahami-teknik-yang-aman-belok-di-pertigaan