JAKARTA, KOMPAS.com – PT Honda Prospect Motor (HPM) telah memutuskan untuk memperpanjang masa penutupan pabrik hingga akhir Mei 2020. Meski produksi mobil terhenti, stok penjualan untuk pasar domestik maupun ekspor diklaim masih cukup.
Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing Director PT HPM, mengatakan, keputusan penutupan pabrik diambil untuk mendukung langkah pemerintah terkait penerapan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Di samping itu, penutupan pabrik juga membuat stok mobil di diler lebih sehat alias tidak terjadi penumpukan kendaraan. Seperti diketahui, pandemi virus corona telah membuat penjualan menurun drastis.
Meski begitu, Billy berujar pihaknya tetap berkomitmen memenuhi kebutuhan pasar dan keinginan konsumen.
“Kami akan menyesuikan produksi, mengikuti permintaan pasar untuk domestik dan ekspor tentunya. Sejauh ini stok sudah kami persiapkan sebelum produksi itu berhenti,” katanya dalam diskusi virtual belum lama ini.
“Semua masih on track, tidak ada masalah berarti untuk ekspor. Paling hambatannya hanya pengiriman ke negara yang lockdown, sehingga kami harus menunda pengirimannya,” ujar Billy.
Ia juga memastikan, berhentinya produksi pabrik Honda tidak akan mempengaruhi ketersediaan suku cadang di pasaran.
Sebab PT HPM selalu berkoordinasi dengan pihak supplier yang menyediakan komponen untuk mobil-mobilnya.
Untuk diketahui pada sepanjang 2019, Gaikindo mencatat ekspor CBU (Completely Built Up) Honda Brio sebanyak 6.847 unit. Sementara pada Januari hingga Maret tahun ini, pengiriman Brio baru mencapai 570 unit.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/05/18/092200915/pabrik-berhenti-produksi-ekspor-honda-masih-jalan