Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Pilih Berbagai Aliran Modifikasi Dcab di Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com – Pikap kabin ganda atau double cabin (dcab) memang lebih banyak digunakan sebagai kendaraan tambang. Namun ada juga yang menggunakannya sebagai kendaraan pribadi di perkotaan.

Dcab yang dijual juga memiliki kemampuan offroad yang baik. Banyak juga pemilik dcab yang memodifikasi kendaraannya sesuai dengan keinginannya. Selain itu ada beberapa aliran modifikasi dcab yang dilakukan orang Indonesia.

Echa Sumual, anggota dari komunitas Dcab Id, akan menguraikan beberapa aliran modifikasi dcab yang jamak dilakukan di Indonesia. Berikut ini uraiannya

1. Australian Style

“Aliran ini mengacu pada modifikasi dcab di Australia. Modifikasi yang dilakukan biasanya untuk keperluan turing atau berkemah melewati medan offroad, termasuk ringan sampai sedang,” kata Echa kepada Kompas.com, Senin (11/5/2020).

Modifikasi ini juga biasa disebut outback touring atau istilah kerennya saat ini yaitu overlanding. Modifikasi yang biasa dipasang lebih ke tampilan eksterior dan suspensi, parts yang biasanya diganti diantaranya:

Bumper bullbar, electric winch (derek), snorkel aktif, suspension lift, ban All Terrain/Mud Terrain, memasang kanopi di bak belakang, tenda rooftop, side awning, lampu tambahan berupa LED bar.

2. Adventure/Expedition Offroad

“Aliran ini bisa dibilang versi lebih ekstrim dari Australian Style. Perbedaannya yaitu medan yang dilewati masuk ke kategori heavy sampai extreme off road. Jadi modifikasi yang dilakukan harus lebih banyak,” ucap Echa.

Modifikasi yang dilakukan seperti memakai bumper dari bahan pipa besi yang lebih ringan daripada bullbar dan lebih mudah untuk menggapai winch. Pakai winch dengan kekuatan besar, suspension lift 3-6 inci.

Selain itu juga mengganti gardan dari mobil lain yang lebih kuat, ban tipe ekstrim, penggantian final gear yang lebih kasar, snorkel aktif, memotong bak belakang jadi lebih pendek atau ganti dengan ukuran yang lebih kecil.

Memotong bak belakang dilakukan agar kendaraan mudah melewati kontur cerukan yang dalam. Lalu pasang differential locker dan lampu tambahan yang lebih terang daripada standar.

3. Sleeper Style

“Sleeper style yang dimaksud di sini yaitu dcab kencang. Lebih fokus upgrade di sisi performa mesin, sedangkan tampilannya standar, tidak banyak ubahan,” ujar Echa.

Sleeper style ini banyak dipengaruhi oleh pemilik dcab di Thailand. Dcab di sana banyak digunakan untuk balap seperti balap turing, drifting, drag, autocross dan cross country rally. Uniknya, mesin yang digunakan masih standar dengan adanya aksesoris penambah performa.

Modifikasi yang dilakukan seperti memasang piggyback, ganti injektor bahan bakar, fuel pump dan fuel rail, pakai turbo dengan spesifikasi lebih baik dari standar, upgrade intercooler, pakai big brake kit, dan suspensi yang disesuaikan dengan modifikasinya.

Sedangkan pada bagian eksterior, tidak begitu banyak ubahan agar tetap terlihat standar. Bagian yang diganti biasanya hanya pelek dari standar ke model racing/balap.

4. Rally Raid Style

“Aliran ini terinspirasi dari dcab yang turun di beberapa cabang kejuaraan offroad seperti Dakar Rally, Asian Cross Country Rally (AXCR) dan beberapa kejuaraan lokal di Amerika Selatan,” kata dia.

Modifikasi ala reli ini memang menarik dan gampang diterapkan pada kendaraan sehari-hari yang tidak dipakai untuk balapan. Misalnya memasang pelek yang sama seperti yang digunakan mobil-mobil balap reli raid dengan ukuran 16-17 inci.

Selain itu mengganti ban All Terrain dengan ukuran yang tidak terlalu berbeda dengan ban bawaan. Suspensi juga ditinggikan, namun hanya satu sampai dua inci.

5. OEM Style

“OEM style bisa diartikan sebagai aliran standar. Walaupun standar, tetapi tetap ada penambahan aksesoris. Aksesoris yang dipasang juga dari pabrikan merk dcab tersebut,” kata Echa.

Misalnya seperti memasang aksesoris dari TRD untuk Toyota, Rally Art untuk Mitsubishi dan semacamnya.

6. Dub Style atau Bling-bling

Aliran dub style atau bling-bling banyak dilakukan di Amerika pada tahun 2000-an. Ciri khasnya yaitu menggunakan pelek dengan diameter diatas 20 inci dan ban profil tipis serta suspensi juga dibuat ceper.

“Aliran ini bisa dibilang tidak menjadi favorit di Indonesia. Mungkin dikarenakan kebanyakan dcab di sini berpenggerak 4X4, jadi lebih digunakan di medan yang berat,” ucap Echa.

https://otomotif.kompas.com/read/2020/05/13/114200015/6-pilih-berbagai-aliran-modifikasi-dcab-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke