Rekor Baru, Honda NSR 150 SP Ini Laku di Atas Rp 200 Juta!

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini, Yamaha RX-King bikin heboh dengan terjual seharga Rp 150 juta. Ternyata, masih ada yang bikin lebih heboh lagi, yakni Honda NSR 150 SP yang tembus lebih dari Rp 200 jutaan.

Pembelinya adalah kakak beradik, Rico dan Andreas, yang berlokasi di Bandung. Pencinta motor sport ini memang sedang mencari NSR 150 tipe Astra atau SP. Namun, kebanyakan tipe SP sekarang surat-suratnya hasil kawin dengan tipe R.

"Saya sempat malas mencarinya, karena banyak yang kondisinya seperti itu. Ada juga yang sudah dicat ulang bagian bodi atau rangkanya. Awalnya mau beli NSR tipe Astra, tapi banyak yang bilang lebih baik tipe SP langsung," ujar Andreas, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.

"Saya lihat iklannya, saya coba hubungi, ternyata masih ada motornya. Langsung saya datangi untuk lihat barangnya. Setelah semua sesuai, saya ambil motornya," kata Andreas.

Andreas mengunggah penampakan motor barunya tersebut ke media sosial. Ternyata, respons yang didapat mengejutkan. Banyak pencinta roda dua yang heran bagaimana NSR 150 SP masih dalam kondisi yang bisa dibilang hampir New Old Stock (NOS).

"Surat-suratnya lengkap, fakturnya masih ada, mesin dan baut-bautnya belum pernah dibuka, belum pernah cat ulang, odometer juga baru sekitar 4.000 km, bahkan ban juga bawaan pabrik. Saya beli motor ini di atas Rp 200 jutaan," ujar Andreas, pemilik toko aksesori motor B23 Matic Shop di daerah Leuwipanjang, Bandung.

Andreas yang tak mau menyebutkan harga pastinya itu menambahkan, ketika foto-foto detail motor tersebut diunggah ke media sosial, banyak yang langsung melakukan penawaran untuk membeli. Sejauh ini, sudah ada yang menawar di angka Rp 240 juta.

"Sudah ada yang nawar Rp 240 juta, tapi belum saya lepas, karena ini masih baru sekali saya dapatkan. Motornya mau saya pajang saja di toko atau mungkin dipakai sesekali," kata Andreas.

Sekilas tentang penjual NSR 150 SP ini, Andreas mengatakan, tidak terlalu memikirkan bagaimana orang tersebut masih menyimpan motor ini. Dia juga hanya kenal sekilas karena ingin membeli motornya.

"Saya tidak tahu dia siapa, cuma kenal sekilas, datang, terus bayar. Saya ke sana tempatnya dokter umum, seperti orang biasa saja, bukan komunitas atau kolektor," ujar Andreas.