JAKARTA, KOMPAS.com – Pengendara sepeda motor di Jakarta dan sekitarnya punya beberapa karakteristik dibandingkan pengendara dari daerah lain. Salah satunya banyak pengendara yang sering kali mengabaikan marka jalan, serta keluar dari batas.
Hal ini diungkap oleh Training Director Safety Defensive Consultant (SDCI) Sony Susmana, dalam wawancara virtual belum lama ini.
“Di jalan provinsi di Jabodetabek, jadi banyak pengendara yang sudah tahu ada marka jalan yang jelas. Tapi mereka tetap keluar dari batas,” ujar Sony.
Menurutnya, hal ini kerap membahayakan pengendara di sekitarnya. Apalagi kendaraan dari arah berlawanan biasanya tidak memprediksi bakal ada sepeda motor masuk di jalurnya.
Tak jarang kejadian ini justru merugikan pemotor itu sendiri. Seperti kejadian belum lama ini, pemotor yang hendak menyalip dengan cara keluar dari marka, justru terjepit di antara sebuah mobil dan truk.
Sony menambahkan, pemotor jangan hanya berani menyalip masuk ke jalur orang, tapi dia juga harus bisa memprediksi kecepatan mobil dari arah berlawanan seperti apa.
Termasuk juga memprediksi blind spot mobil, terlebih untuk kendaraan-kendaraan besar seperti truk maupun bus.
“Ini yang harus dikuasai pengendara motor, merasa mobil akan mengalah saat dia menyalip dan motor pasti akan muat,” ucap Sony.
“Padahal stamina karena puasa sudah drop 30 sampai 50 persen, mengantuk dan sebagainya, di sana lah kita merasa lengah, sehingga pemotor hanya mengandalkan insting, dan terjadi kecelakaan,” katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/05/04/192300315/konsentrasi-menurun-saat-puasa-pemotor-pahami-etika-menyalip