JAKARTA, KOMPAS.com - Sepinya jalanan Jabodetabek di masa pandemi corona dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), rupanya justru dimanfatkan segelintir kelompok untuk bersenang-senang.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu sempat viral rombongan pengendara motor besar (moge) yang kebut-kebutan di jalan raya.
Bahkan informasi yang beredar, tidak sedikit beberapa pemilik mobil sport dan komunitas yang juga melakukan aksi yang sama.
Masih ada pemilik mobil yang konvoi melakkan aktivitas yang akrab disapa morning run. Walau tak turun dari kendaraan, namun sejatinya di masa seperti ini, hal tersebut bukanlah sebuah kegiatan yang bisa dilakukan lantaran adanya aturan PSBB untuk menangani pencegahan virus corona (covid-19).
Menanggapi hal ini, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, hal tersebut jelas dilarang. Bahkan bukan hanya pada masa PSBB saja, bila terbukti kebut-kebutan maka juga melanggar lalu lintas.
"Jelas dilarang, selama PSBB sudah jelas hanya beberapa sektor saja yang mendapat pengecualian, penggunaan mobil atau kendaraan pribadi lainnya juga hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok saja," ujar Yusri saat dihubungi Kompas.com, Minggu (3/5/2020).
Selain itu, selama mengendarai juga wajib menerapkan standar kesehatan seperti penggunaan masker dan mengurangi jumlah penumpang 50 persen.
Mengenai aktivitas segilintir kelompok yang memanfaatkan lenggangnya lalu lintas untuk konvoi dan melakukan aktivitas yang sifatnya melanggar, Yusri mengatakan agar mereka menyadari bila kondisi saat ini cukup berbahaya.
Jangan mencari kesempatan yang justru bisa merugikan diri sendiri apalagi sampai orang lain. Yusri mengatakan, bila ada petugas mendapati aktivitas tersebut juga akan ditindak, bukan berarti polisi tinggal diam.
"Kita tidak diam, kalau kedapatan oleh petugas di lapangan juga akan ditangani. Tapi kita lihat lah, kondisi saat ini fokusnya sedang dalam penanganan wabah corona yang tidak main-main, bukan berarti ada berita seperti ini kita diamkan, jangan cari kesempatan yang bisa merugikan," ujar Yusri.
Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting ( JDDC) Jusri Pulubuhu juga mengungkapkan hal yang sama. Menurut Jusri, harusnya masyarakat atau dalam hal ini kelompok-kelompok otomotif yang notabenya memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi dan ekonomi juga lebih maju lebih sadar diri.
"Hal-hal seperti itu membuktikan lemahnya pemahaman, pengertian, dan tak adanya empati. Sudah jelas kondisi dalam situasi wabah pandemi, tapi masih ada yang memanfaatkan seperti ini. Kalau mau ditelaah lebih jauh lagi, bukan sekadar urusan lalu lintas saja pelanggarannya, tapi juga aturan dalam PSBB juga," ucap Jusri di hari yang sama.
Jusri menjelaskan di tengah fokusnya aparat negara dalam menangani Covid-19, tidak sepatutnya ada masyarakat yang justru memanfaatkan kondisi yang lengah dengan cara-cara melanggar aturan.
Lebih lagi mereka harus paham betul maksud dari adanya PSBB saat ini, karena wabah yang sedang melanda bukan sekadar wabah biasa, tapi sudah terbukti menelan korban jiwa cukup banyak.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/05/03/180834915/banyak-komunitas-mobil-yang-manfaatkan-sepinya-jalan-karena-psbb