JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian orang masih terpaksa keluar rumah di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Beberapa hari belakangan ini juga hujan deras terus mengguyur sebagian wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Dengan demikian, penting untuk selalu membawa jas hujan. Agar tidak kehujanan dan membuat sistem kekebalan tubuh menurun di tengah pandemi Covid-19 atau virus corona ini.
Namun, perlu dipahami bahwa jas hujan memerlukan perhatian khusus agar tidak cepat rusak. Terutama, dalam hal perawatan dan penyimpanannya.
Alexander Reyner, pemilik toko perlengkapan berkendara motor, RC Motogarage, mengatakan, jas hujan sebaiknya jangan terlalu lama dilipat dan bernaung di bagasi motor, terutama untuk bahan polyester dan gore tech.
"Untuk bahan polyester 100 persen atau gore tech perawatannya sedikit susah, dia tidak bisa dilipat dan ditaruh di bawah jok, karena tidak tahan lama dan pada waktunya akan rusak," kata Reyner, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Reyner menambahkan, sehabis dipakai sebaiknya jas hujan didiamkan untuk memastikan sudah kering seutuhnya. Setelah itu, jangan langsung dilipat, ditaruh di bagasi atau tempat yang punya suhu panas, karena berisiko membuatnya getas.
"Setelah dipakai, kalau kotor jangan dicuci pakai sabun. Kalau mau pakai sabun, pakai yang khusus buat gore tech atau waterproof. Kalau emang gak mau beli, cukup basuh pakai air hangat dan lap pakai kanebo," kata Reyner.
Namun, menurut Reyner, bagaimana pun tiap benda pasti punya masa pakai meski sudah dirawat dengan baik. Untuk itu, sebaiknya jas hujan juga disemprot dengan cairan anti air serbaguna yang sudah banyak di pasaran.
"Bisa juga disemprot spray waterproof, merek apapun itu bisa. Sebab jas hujan memang sebaiknya dilalukan recoating," ujar Reyner.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/30/112200815/jangan-kebiasaan-langsung-melipat-jas-hujan-yang-basah