JAKARTA, KOMPAS.com - Mobil dengan transmisi manual masih menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia, untuk menemani kegiatan sehari-hari.
Alasannya beragam, dari harga yang lebih terjangkau, tangguh melintasi berbagai medan jalan, hingga anggapan biaya perawatan mudah dan murah.
Tetapi, tak sedikit dari penggunanya yang kerap melakukan kebiasaan buruk saat mengemudikan mobil. Alhasil, perbaikan untuk beberapa komponen lebih cari dari seharusnya, bahkan rusak.
Training Director Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan mengatakan, kesalahan paling umum dan sering dilakukan pengemudi mobil transmisi manual adalah cara menginjak pedal kopling.
"Pertama kaki selalu standby di pedal kopling. Meski hanya menempel, tapi ini bisa menyebabkan kopling cepat aus. Lagipula, itu berpotensi menyebabkan kecelakaan," katanya kepada Kompas.com belum lama ini.
Oleh sebab itu, sebaiknya ketika berada di lampu merah atau jalanan macet kembalikan tuas transmisi ke posisi netral dan istirahatkan kaki dari pedal kopling. Terlebih saat mobil tengah berjalan.
"Kalau takut untuk melepaskan kaki dari kopling ketika mobil diam, pakai rem tengan saja. Lebih baik dibandingkan kaki terus menempel di kopling. Bahaya dan buat otot pegal," kata Trainer Indonesia Safety Driving Center (ISDC) Norman Syam di kesempatan terpisah.
Kesalahan umum kedua, pengemudi menginjak gas pada saat kendaraan akan mulai dijalankan. Hal itu berbahaya karena berpotensi membuat mobil terhentak dan maju dengan kecepatan yang mengagetkan pengemudi.
"Cukup lepas perlahan kopling saja, khususnya di jalanan rata. Kemudian tambahkan gas sedikit," katat Marcell.
Selanjutnya, pedal kopling tidak diinjak hingga penuh ketika melakukan perpindahan gigi. Menurut Technical Service Executive Coordinator PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Anjar Rosjadi, kebiasaan itu bisa membuat dog-clutch cepat rusak.
"Terakhir, dalam hal efisiensi bahan bakar, masih sering perpindahan gigi tidak disesuaikan dengan kecepatan atau putaran mesin mobil," tutur Marcell.
Jangan Parkir Masukkan Gigi
Menarik hand brake atau rem tangan, saat mobil parkir sudah menjadi hal yang lumrah dilakukan oleh para pemilik mobil.
Rem tangan ini memiliki fungsi agar mobil tidak bergerak, meski perseneling mobil dalam posisi netral.
Hanya saja, tidak semua pemilik mobil mempunyai perilaku yang seperti itu. Ada beberapa, terutama pengguna mobil transmisi manual memilih menahan gerak mobil dengan cara memasukkan gigi perseneling atau tidak menetralkan mobil.
Biasanya, hal ini dilakukan saat mobil parkir dalam waktu yang cukup lama sehingga mereka memilih menggunakan persneling dibandingkan dengan rem tangan.
Salah satu alasannya adalah untuk menjaga komponen hand brake agar tidak cepat rusak jika harus menahan beban mobil dalam waktu yang lama.
Padahal, langkah memasukkan persneling saat parkir justru dinilai tidak tepat. Pasalnya, perilaku ini bisa membahayakan, terutama saat mobil akan mulai dijalankan.
Jika sang sopir lupa tidak mengecek persneling bisa jadi mobil akan meloncat saat pertama kali distarter.
Demikian sebagaimana disampaikan oleh Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak, Suparna kepada Kompas.com, Rabu (8/4/2020).
Suparna menambahkan, akan lebih aman saat parkir tetap menggunakan rem tangan untuk menahan mobil.
“Beberapa peristiwa terjadi bahwa saat parkir dengan memasukkan gigi persneling orang yang memakai berbeda, sehingga saat mobil distarter mobil meloncat dan bisa juga menimbulkan kecelakaan,” ucapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/30/081200015/kesalahan-yang-sering-dilakukan-pengemudi-mobil-transmisi-manual