Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Deretan Motor Lawas yang Harganya Semakin Mahal

SOLO, KOMPAS.com - Harga sepeda motor tidak selalu dipengaruhi tahun perakitan atau pembuatannya.

Bisa saja, harga motor lawas yang sudah tidak lagi diproduksi harganya bisa lebih mahal dibandingkan dengan motor baru yang sudah menggunakan teknologi terbaru.

Biasanya, semakin banyak yang mencari serta terbatasnya barang yang ada akan membuat harga motor bisa menjadi sangat tinggi.

Berikut ini sejumlah motor lawas yang harganya semakin tinggi di pasaran.

Honda Win

Motor yang dikenal sebagai kendaraan dinas pak lurah ini pertama kali dipasarkan pada tahun 1984 oleh PT Federal Motor.

Saat awal kemunculannya, tampilan Win sangatlah sederhana, tidak ada embel-embel 100 pada stripingnya.

Kuda besi yang juga pernah digunakan oleh Si Doel ini mengusung kode MCB dan tersedia dalam dua tipe yakni on road dan semi trail.

Irfan Farid, pemilik toko Roda Gila 99, tren Win 100 atau yang akrab juga disebut Win Cepek ini ada dua aliran yakni orisinil dan modifikasi.

Sebelum kembali populer, motor ini harganya hanya kisaran Rp 2,5 juta sampai Rp 3 jutaan, dengan kondisi bahan.

"Sekarang ini, kondisi yang biasa-biasa saja, pasarannya di atas Rp 10 jutaan. Sebelum ramai, yang orisinil saja paling harganya hanya Rp 8 jutaan," kata Irfan kepada Kompas.com, yang ditemui beberapa waktu lalu.

Hal yang sama diungkapkan oleh pemilik showroom motor bekas Nugroho Motor, Kartasura, Sukoharjo, Nugroho Dwi Prastiko.

Nugroho mengatakan, pernah menjual Honda Win dengan harga Rp 6,5 juta. Harga tersebut termasuk tinggi untuk motor bekas dan lawas.

“Memang yang mencari banyak, tapi barangnya sulit harganya juga naik,” katanya.

Astrea Prima

Selain Honda Win, Astrea Prima juga menjadi salah satu motor lawas yang harganya semakin tinggi.

Bahkan, harganya bisa mencapai Rp 10 juta malah bisa lebih mahal lagi tergantung dengan kondisi dan keasliannya.

Astrea Prima sendiri masuk ke Indonesia pada 1988. Generasi pertamanya didatangkan dari Jepang. Namun kemudian generasi setelahnya dirakit oleh PT Federal Motor.

Perbedaannya yang versi CBU masih sistem starter engkol. Astrea Prima punya banyak nama. Di di Thailand yaitu Cub 100 EX dan di Malaysia Dream EX 5.

Motor ini banyak beredar di negara tetangga sebab memang didesain oleh Honda Jepang untuk market Asia Tenggara.

Secara tampilan Astrea Prima masih mengikuti pakem Star. Bedanya lampu depannya lebih terang, bentuk spakbor depan lebih panjang dan suspensi depan sudah model teleskopik.

Astrea Prima mengusung mesin C-series 100 , berkapasitas 97 cc menghasilkan 8,9 tk dan torsi 9,3 Nm. Tenaga disalurkan lewat transmisi manual empat percepatan.

“Yang limited edition itu bisa laku sampai Rp 10 juta, tapi kalau yang biasa kisarannya antara Rp 4,5 juta sampai Rp 6 juta,” uca Nugroho pemilik showroom motor bekas Nugroho Motor.

Astrea Grand Bulus

Astrea grand hadir menggantikan Honda Prima pada tahun 1991. Ada sejumlah perbedaan yang menonjol antara Astrea Grand dengan Prima.

Diantaranya, bodi yang lebih langsing dan tidak kaku. Saat awal kemunculannya, lampu belakang masih rata atau tidak ada ducktail seperti Astrea Grand Impressa.

Karena bentuk buritannya yang rata inilah banyak yang menyebutnya sebagai Grand Bulus. Sekarang ini, banyak pencinta motor lawas banyak yang memburunya.

Ada beberapa warna yang dianggap paling langka dan sulit untuk ditemukan. Sehingga, harganya juga bisa jauh lebih mahal dibandingkan dengan warna biasanya yakni hitam.

Spesialis restorasi motor lawas, Tian NK mengatakan, ada dua warna yang langka untuk jenis Grand Bulus. Yakni warna merah dan juga warna abu-abu

“Yang banyak dicari itu yang warna merah tua dan juga yang warna abu-abu, itu sangat rare dan harganya juga lebih tinggi,” ucapnya.

Di salah satu laman jual beli online, grand dengan warna merah ini ditawarkan dengan harga mencapai Rp 19 juta.

https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/18/134454715/deretan-motor-lawas-yang-harganya-semakin-mahal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke