JAKARTA, KOMPAS.com - Memasang baut pelek mobil ternyata tidak boleh asal kencang dan pelek terpasang pada nap rodanya.
Tetapi, saat proses mengencangkan baut pada bingkai roda harus benar-benar dipastikan posisi peleknya menempel rata pada napnya.
Setelah posisinya tepat, barulah baut dikencangkan menggunakan alat khusus impact atau menggunakan tenaga tangan.
Tetapi, sebelum baut terpasang dengan benar posisi roda harus dipastikan masih terangkat dan jangan menurunkan dongkrak.
Hal ini disebabkan karena, jika baut belum begitu kencang dan dongkrak sudah diturunkan berpotensi membuat posisi baut bagian bawah menjadi longgar karena harus menahan beban kendaraan.
Demikian seperti disampaikan oleh Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak, Suparna kepada Kompas.com, Sabtu (4/4/2020).
Suparna menambahkan, saat posisi baut gading-gading roda tidak merata maka akan membuat kekencangan baut tidak sesuai.
“Jangan menurunkan dongkrak saat ban belum kencang, jika ini dilakukan maka akan membuat baut bagian bawah longgar karena belum kencang tapi sudah menapak,” katanya.
Jika ini dilakukan, lanjut Suparna, saat baut dikencangkan maka kedalamannya akan berkurang.
“Kalau baut bagian bawah longgar membuat kedalaman baut akan berkurang saat dikencangkan,” ucapnya.
Hal ini terjadi karena adanya ruang yang tersisa saat posisi baut pelek belum dikencangkan sepenuhnya.
Sehingga, saat ban diturunkan dan harus menahan beban kendaraan yang begitu berat bisa membuat posisi bautnya juga akan bergeser meskipun hanya sedikit.
Akan tetapi, kondisi ini tetap akan berpengaruh pada proses pengencangan baut bingkai roda.
“Saat mengencangkan baut pelek ini agar sesuai sebaiknya menggunakan kunci momen yang ada ukurannya, sehingga tidak terlalu kencang dan terlalu kendur jadi pas,” ujarnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/05/080200215/ini-akibatnya-jika-pasang-baut-pelek-mobil-posisinya-miring