JAKARTA, KOMPAS.com – Mulai April 2020, pemerintah India menetapkan standar emisi yang lebih ketat dari sebelumnya. Bharat Stage (BS)-VI atau setara Euro VI, menjadi standar emisi baru bagi mobil keluaran baru.
Dengan aturan tersebut, pabrikan harus mengeluarkan investasi baru untuk merevisi fasilitas pabrik, termasuk komponen utama mobil, mesin.
Tak sedikit merek otomotif yang memilih untuk menghentikan penjualan produk yang sudah tidak sesuai dengan standar BS-VI, seperti salah satunya Honda yang stop jualan BR-V.
Dilansir dari Indian Autos Blog, Honda terpaksa melakukan hal tersebut lantaran perusahaan tidak akan mengembangkan mesin baru berstandar BS-VI.
Artinya, BR-V jadi mobil yang punya usia singkat di India sekitar 4 tahun saja. Sebab sejak meluncur pada 2016, penjualan Low SUV ini nyatanya memang tidak begitu sukses.
Untuk diketahui, BR-V hanya terjual sebanyak 2.857 unit pada 2019. Angka ini menurun drastis jika dibandingkan tahun 2018, yang mencapai 7.140 unit.
Di India, BR-V dibekal dua pilihan mesin. Yaitu mesin bensin 1.500 cc i-VTEC dan mesin diesel 1.500 cc i-DTEC.
Mesin bensinnya sama dengan BR-V yang ada di Indonesia, tenaganya berkisar 118 dk dan torsi 145 Nm, serta dibekali dengan pilihan transmisi otomatis CVT dan manual 6-percepatan.
Sementara mesin diesel BRV memiliki tenaga 98 dk dan torsi maksimal 200 Nm. Tenaga tersebut disalurkan ke dua roda depan menggunakan transmisi manual 6-percepatan.
BR-V di India ditawarkan dalam pilihan varian E, S, V, V CVT, dan VX yang dibanderol mulai INR 9,52.900 atau setara Rp 207 jutaan.
Sedangkan di Indonesia, penjualan BR-V pada tahun lalu ternyata masih lebih tinggi dibandingkan India.
Secara retail pada sepanjang 2019, penjualan BR-V berhasil meraih 6.206 unit. Sementara pada Januari-Februari 2020 mencatat 828 unit.
Urusan harga, BR-V ditawarkan dalam empat varian dengan banderol mulai Rp 248,9 juta (tipe S M/T) sampai Rp 291,3 juta (tipe Prestige).
https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/03/094200215/honda-stop-jualan-br-v-di-india