JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasaki KSR merupakan motor yang unik karena dimensinya yang kecil. Meski demikian, motor ini tetap dibekali dengan mesin berkapasitas 110 cc yang sebenarnya cukup bertenaga.
Mesin 4-tak, silinder tunggal, dan berpendingin udara tersebut mampu hasilkan tenaga maksimal hingga 8,4 tk pada putaran 8.000 rpm dan torsi sebesar 8,6 Nm pada 6.000 rpm.
Sayangnya, meskipun mesinnya cukup bertenaga, tapi memiliki kekurangan biasa dijuluki penyakit kambuhan. Khususnya saat motor sedang dipacu hingga mencapai 80 kilometer per jam.
Erik Budiharjo, dedengkot Kawasaki KSR Community (KKC) Jabodetabek, mengatakan, jika KSR dipacu hingga 80 kilometer per jam, penyakitnya getaran mesinnya cukup parah. Getaran ini akan terasa sampai ke bagian setang atau menggerakan kedua kaca spion.
"Bisa dibilang ini penyakitnya KSR, karena motor ini memang bukan untuk dipacu kencang," ujar pria yang akrab disapa Mbah tersebut, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Mbah menambahkan, penyakit khas ini muncul di semua model KSR, baik KSR110 yang menggunakan kopling otomatis dan KSR Pro yang menggunakan kopling manual.
"Rata-rata, teman-teman menaikkan kapasitas mesinnya menjadi 125 cc, untuk menghilangkan getar yang dihasilkan mesinnya. Ganti dengan head blok mesin Kawasaki Athlete," kata Mbah.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/03/31/114200315/kenali-penyakit-kambuhan-pada-motor-mini-kawasaki-ksr