JAKARTA, KOMPAS.com – Bus merupakan salah satu alternatif transportasi umum untuk berpergian antara kota. Seiring perkembangan zaman, berbagai kelengkapan coba disediakan bus untuk penumpang, salah satu yang sudah umum, adalah fitur colokan USB.
Colokan ini biasanya ada di setiap bangku penumpang, biasanya pada bus kelas eksekutif. Jika baterai ponsel habis, tinggal colok ke USB ini sehingga daya bisa terisi sambil menikmati perjalanan.
Namun, ada yang perlu diwaspadai soal kegunaan lubang cas ini, adalah larangan untuk mencas bank daya alias powerbank.
Walaupun bisa mengisi power bank, tetapi mengapa tidak diperbolehkan?
Werry Yulianto, Export Manager Karoseri Laksana, pembuat bus, mengatakan, belum ada kejelasan secara pasti mengenai mengisi daya di bus. Namun, kualitas dari bank daya yang dimiliki penumpang juga berbeda-beda, sehingga potensi bahaya bisa muncul saat dicas.
“Menurut pengalaman, baterai pada powerbank tidak diketahui kualitasnya. Jadi saat diisi dayanya bisa terlalu panas dan terbakar,” kata Werry kepada Kompas.com, Jumat (27/3/2020).
Rifandy Adrianto, Marketing Staff dari Karoseri Adi Putro, mengatakan, pernah terjadi kebakaran di kabin bus karena penumpang yang mengecas powerbank di kabin.
“Pernah kejadian bus terbakar karena mengecas power bank. Penyebabnya bisa karena penumpang tidak sadar ketika powerbank sudah penuh dan tidak dicabut dari lubang USB nya, otomatis kebutuhan arus listrik semakin besar,” ucap Rifandy kepada Kompas.com, Jumat (27/3/2020).
Kapasitas bank daya yang besar menjadi penyebab listrik di kabin bus lemah. Panas yang dihasilkan saat mengisi bank daya yang berbahaya dan bisa menyebabkan kebakaran di kabin bus.
“Bayangkan kalau yang mengecas powerbank lebih dari 10 orang dan lupa mencabutnya meski sudah penuh. Kalau untuk HP masih aman, tetapi untuk powerbank tidak disarankan untuk cas di kabin bus,” ujar Rifandy.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/03/28/074200615/lubang-usb-di-kabin-bus-bukan-buat-cas-bank-daya