JAKARTA, KOMPAS.com – Mengemudi di jalan bebas hambatan atau tol memang terbebas dari adanya persimpangan ataupun lampu lalu lintas. Tetapi, jalan tol yang seharusnya bisa menghemat waktu, malah kerap macet, salah satunya karena banyak kendaraan tidak tertib jalur.
Sekali lagi, alasan utamanya adalah pengemudi yang tidak disiplin. Disiplin ketika berada di jalan tol yaitu mengenai lajur dan kecepatan. Kedua hal ini saling berhubungan agar terciptanya jalan tol yang tidak macet.
Jusri Pulubuhu, Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, berapa pun ruas tol yang ditambah, selama pengemudi masih tidak disiplin lajur dan kecepatan, kemacetan tetap akan terjadi.
“Tol itu semestinya bisa mengurai kemacetan, bilamana pengemudi memiliki komitmen dengan kecepatan dan ketertiban lajur,” kata Jusri kepada Kompas.com, Kamis (19/2/2020).
Kunci dari jalan tol itu adalah kecepatan yang konstan. Pengemudi yang menggunakan jalan tol harus berada di kecepatan yang konstan, terlebih lagi jika tertib lajur, tidak akan ada kemacetan.
“Kalau kecepatan mobil yang ada di jalan tol bervariasi, perlambatan secara tiba-tiba dari satu mobil bisa mengular ke kendaraan di belakangnya. Hal ini yang menyebabkan kemacetan,” ucap Jusri.
Pengurangan kecepatan tidak hanya ketika mobil mengerem, tetapi saat berpindah-pindah lajur juga. Ketika mobil berpindah-pindah lajur, bisa mengganggu kecepatan kendaraan lain yang konstan.
“Karena perilaku yang suka berpindah lajur, bisa mengganggu kendaraan di lajur lain yang memiliki kecepatan konstan. Oleh karena itu tertib lajur juga harus diutamakan ketika berada di jalan tol,” ujar Jusri.
Termasuk mobil yang langsam malah bertahan di jalur paling kanan jalan tol. Perilaku ini salah, karena idealnya jalur kanan hanya digunakan untuk menyalip kendaraan di depan. Seteleh berhasil menyalip, seharusnya kembali lagi ke kiri atau jalur tengah.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/03/21/074200015/mengapa-mobil-dilarang-langsam-di-sisi-paling-kanan-jalur-jalan-tol-