Banyak Pelanggaran, Bagaimana ETLE di Tol Layang Jakarta-Cikampek ?

JAKARTA, KOMPAS.com - Guna mengantisipasi pelanggaran lalu lintas di Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek, pihak pengelola bersama kepolisian, kabarnya telah menempatkan beberapa kamera tilang elektronik atau electronic traffic law enforcement (ETLE).

Namun sayangnya tidak ada kejelasan kapan implementasinya resminya akan dimulai.

Saat mengkonfirmasikan hal ini, Kepala Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit juga belum bisa memberikan banyak jawaban.

Bahkan terkait masalah kapan diterapkan sanksi hukumnya, Danang justru menyarankan untuk langsung menanyakan ke pihak yang berwenang, yakni Korlantas.

"Sementara saat ini fokus pada pemantauan penggunaan sabuk pengaman dan kecepatan. Untuk pelaksanaanya sendiri, coba ditanyakan ke pihak Korlantas," kata Danang dalam pesan singkatnya kepada Kompas.com, Selasa (17/3/2020).

Bila melihat dari segi kebutuhan, harusnya ETLE di Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek sudah bisa diterapkan. Karena sejak resmi dioperasikan, banyak sekali aturan yang sudah dilanggar oleh penggunanya.

Paling mudah dan sering ditemui mengenai batas kecepatan, hampir rata-rata mobil yang melintas di atas 80 kpj. Padahal ada ketentuan soal batas minimum dan maksimal.

Bahkan, tak sedikit pengendara yang berani menyalip dari bahu jalan. Padahal dimensinya ruas di atas tol layang terpanjang itu sangat minim, dan memiliki tingkat risiko yang cukup tinggi.

Sebelumnya, penerapan ETLE di Tol Layang Jakarta-Cikampek digadang-gadang siap diberlakukan usai tol dibuka dan resmi beroperasi.

Untuk teknisnya, jalan jol yang telah diberlakukan sistem ETLE akan memiliki Smart CCTV yang mampu memotret dan merekam kendaraan yang melanggar.

Hasil tangkapan CCTV ini akan diintegrasikan dengan database kepemilikan kendaraan pada sistem ERI dan ETLE milik Polda Metro Jaya, untuk kemudian dilakukan proses sesuai ketentuan yang berlaku.