JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak pengendara ketika berpindah jalur, atau berbelok hanya mengandalkan kaca spion. Padahal komponen tersebut memiliki keterbatasan, khususnya dari cakupan area (terbatas pandangannya)
Terkait hal ini, Training Director Safety Defensive Consultant, Sony Susmana, mengingatkan kembali bagaimana cara berbelok atau berpindah lajur dengan aman.
“Ketika ingin berbelok hal pertama harus dilakukan adalah cek area belakang, aman atau tidak. Bukan hanya melihat dari spion, tetapi juga kepala harus menoleh, untuk memastikan keadaan benar-benar aman. Selanjutnya, baru menyalakan lampu sein,” ujar Sony.
Menurut Sony, ketika pengemudi menyalakan lampu sein untuk berbelok, artinya sedang meminta izin kepada pengendara lainnya.
“Ketika sudah menyalakan sein sebaiknya kita tunggu terlebih dahulu, diberi jalan atau tidak. Kebiasaan orang Indonesia rata-rata melakukan pergerakan terlebih dahulu, kasih lampu sein urusan belakangan,” kata Sony.
Sony melanjutkan, masih banyak pengendara yang tidak paham akan kondisi lalu lintas dan jalan. Mereka menyalakan lampu sein dan manuver dalam waktu yang dekat.
“Aturan yang benar adalah menyalakan sein 25 meter sampai 50 meter, tergantung dengan persimpangan yang terdekat. Sehingga dari jarak yang jauh pengemudi di belakang kita sudah tahu bahwa kita akan berpindah jalur,” ujarnya.
Terakhir, Sony mengingatkan ketika manuver sebaiknya dilakukan secara halus dan tetap memperhatikan keadaan sekitar untuk mengurangi risiko kecelakaan.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/03/11/164200715/pahami-cara-pindah-jalur-yang-benar-jangan-hanya-andalkan-spion