JAKARTA, KOMPAS.com- Oli pada mesin mempunyai fungsi yang sangat vital dalam menjaga kondisi kendaraan agar tetap prima. Pelumas berfungsi untuk mencegah terjadinya gesekan antar komponen di dalam jantung pacu.
Di samping itu, juga untuk melakukan pendinginan dalam jantung paci dan penggunaannya oli mesin pada kendaraan bisa saja berkurang.
Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, mulai adanya kebocoran hingga penguapan yang terjadi karena panas.
Saat volume oli berkurang inilah kadang pemilik kendaraan tidak langsung melakukan pengecekan atau melakukan penggantian oli.
Melainkan justru melakukan penambahan oli mesin. Harapannya, volume yang berkurang bisa digantikan dengan oli yang baru ditambahkan.
Padahal, perilaku tersebut bisa saja berdampak pada kinerja komponen mesin. Technical Support Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, sebenarnya untuk penambahan oli tidak masalah selama penambahan volumenya sesuai.
Untuk mengetahui volume oli pada mesin, bisa dilihat dari dipstick oli yang ada pada bagian depan atau ruang mesin.
“Kalau kebanyakan (penambahannya) harus di tap sesuai maksimum yang tertera di dipstick olinya, kalau sampai kelebihan bisa menyebabkan oli berlebih,” kata Didi kepada Kompas.com, Selasa (25/2/2020).
Jika hal itu terjadi, lanjut Didi akan menyebabkan kinerja mesin akan menjadi lebih berat. Kondisi ini turut berdampak pada konsumsi bahan bakar mobil dan tentunya akan menjadi lebih boros dari sebelumnya.
“Efeknya bisa bisa overrunning adalah mesin menahan putaran roda yang berlebih sehingga mesin tertahan dan bahayanya mesin bisa jebol,” ucapnya.
Kalau sudah terjadi seperti itu, masih kata Didi, mau tidak mau harus dilakukan perbaikan total, yakni turun mesin.
Maka dari itu, sebelum melakukan penambahan oli pada mesin sebaiknya diperhatikan terlebih dahulu volumenya.
Sehingga, saat melakukan penambahan bisa diperkirakan batas maksimal oli yang ada di ruang mesin.
“Kalau kurang ya ditambah namun dikira-kira penambahannya dengan melihat levelnya,” katanya.
Kepala Bengkel Auto2000 Yos Sudarso, Suparman juga mengatakan dalam hal volume oli mesin harus sesuai dengan aturannya. Jangan sampai kelebihan maupun kekurangan karena masing-masing ada efeknya.
"Terkait mengganti oli yang tidak sesuai takaran itu ada dua hal, bisa kelebihan atau justru malah kurang jumlah volume liternya. Keduanya sama-sama punya dampak yang merugikan bagi pemilik mobil, tapi memang kerap dianggap remeh," ujar Suparman.
Suparman menambahkan, dampak negatif kelebihan oli bisa membuat kinerja mesin menjadi berat. Alhasil performa mesin juga menurun, tarikan pada putaran atas juga bakal terasa berat meski pedal gas susah di kick down.
Hal ini dikarenakan pelumas yang terlalu banyak membuat gelembung udara. Dampaknya pada kemampuan dalam melumasi juga mengurangi kerja pompa oli dalam mendistribusikan pelumas. Ujung-ujungnya adalah kendaraan akan boros bahan bakar.
“Bila kekurangan oli, maka mesin akan lebih panas karena salah satu manfaat oli adalah sebagai distribusi panas pada mesin yang kemudian dapat diserap cairan pendingin radiator,” katanya.
Hal ini tentunya juga berakibat pada menurunnya kemampuan oli dalam melumasi metal yang bergerak dalam mesin.
"Kurang oli itu lebih fatal, suara mesin akan terdengar sangat kasar karena timbul gesekan akibat pelumas yang penyebarannya tidak menyeluruh. Ujung-ujungnya bisa rusak karena banyak keausan yang terjadi akibat gesekan antara material yang tidak bisa dihindarkan," kata Suparman.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/02/25/101200815/jangan-asal-tambah-oli-bisa-bikin-mesin-jebol