JAKARTA, KOMPAS.com – Gejala bagian atap atau plafon mobil ambles kerap terjadi di Indonesia. Kejadian ini biasanya kerap menimpa merek Eropa yang dijual di pasar domestik Tanah Air, termasuk mobil impor alias completely built-up (CBU).
Mengapa ini bisa terjadi?
Edy, pemilik bengkel spesialis interior, Vertue Concept di Sunter, Jakarta Utara, mengatakan, salah satu alasan utama plafon mobil ambles adalah faktor lingkungan berbeda dengan kondisi kendaraan berasal.
“Kebanyakan yang plafonnya turun itu mobil Eropa, lebih tepatnya yang build up (CBU). Kain yang ada di plafon tidak kencang lagi, sehingga turun, penyebabnya karena iklim di Indonesia yang terlalu panas,” kata Edy kepada Kompas.com, Selasa (18/2/2020).
Edy mencontohkan, Honda Civic Type R dengan kode bodi FD2 yang diimpor CBU dari Inggris, plafonnya pasti turun. Tetapi yang Civic yang diproduksi lokal (CKD) di Indonesia lebih kuat dan tidak turun. Selama ini mobil-mobil yang diproduksi di Indonesia, belum ada yang memperbaiki plafon yang turun.
Berapa lama usia interior mobil khususnya plafon akan ambles, kata Edy, waktunya berbeda-beda.
Misalnya, BMW seri 3 E46, bisa empat sampai lima tahun baru turun plafonnya. Tingkat kesulitan perbaikan, lanjutnya, juga tergantung dari mobilnya.
“Setiap mobil berbeda kapan turun plafonnya dan tingkat kesulitannya. Untuk biaya perbaikan plafon mulai dari Rp 4,5 juta sampai Rp 9 juta. Mahal, karena ada risiko ketika pembongkaran bisa menyebabkan kerusakan pada sensor-sensor,” ucap Edy.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/02/21/082200815/plafon-mobil-bisa-tiba-tiba-ambles-kenali-penyebabnya