JAKARTA, KOMPAS.com - Hilangnya konsentrasi saat berkendara sepeda motor ataupun mobil, bisa jadi penyebab kecelakan. Oleh sebab itu, wajib hukumnya pengemudi dalam kondisi sehat, karena dengan kondisi badan tidak baik, bisa mengganggu.
Kecelakaan yang dipicu oleh serangan jantung contohnya, kejadian ini sudah banyak dialami oleh banyak pengemudi. Tragisnya yang dipicu karena serangan jantung kerap mematikan banyak korban, karena kendaraan melaju dengan kecepatan yang tidak terkontrol di jalan raya.
“Permasalah serangan jantung adalah hal yang paling ditakuti ketika berkendara, karena pengemudi bisa hilang kesadaran dan sulit mengendalikan kendaraan yang sedang dikendarai,” ujar Jusri Pulubuhu selaku Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) kepada Kompas.com, Selasa (18/2/2020).
Menurut Jusri, hal seperti ini harus disertakan tindakan preventif dari masyarakat itu sendiri, masyarakat harus sadar untuk memastikan kesehatan mereka ketika berkendara diruang publik.
“Serangan jantung selalu konotasinya seseorang yang terkena jantung, tetapi ketika orang tersebut berkendara diruang publik apalagi dengan kecepatan yang tinggi akibatnya bukan hanya satu orang saja yang bisa mengalami peluang kematian,” ujar Jusri.
Ia juga menambahkan, harus ada kesadaran dari pengemudi, mengingat belum ada undang-undang terkait hal ini, minimal melakukan pengecekan terkait kesehatan secara reguler.
"Di luar negeri (Amerika) aturan akan hal ini sudah berlaku, pengendara baru boleh mengendarai mobil setelah 2 tahun dibuat keterangan bebas epilepsi atau dinyatakan sembuh,” kata Jusri
Jusri juga menegaskan kepada para pengemudi untuk bertanggung jawab ketika sedang berada di jalan.
"Bertanggung jawab bukan hanya memiliki (Surat Izin Mengemudi) SIM, tetapi harus memperhatikan kesehatan si pengemudi” ujarnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/02/18/131751315/bahaya-serangan-jantung-saat-mengemudi-bisa-sebabkan-kecelakaan