BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Astra Honda Motor
Salin Artikel

Kiprah Pebalap Astra Honda Mengharumkan Nama Bangsa Sejak Usia Muda

JAKARTA, KOMPAS.com - Saatnya yang muda berprestasi. Ungkapan tersebut rasanya tepat untuk menggambarkan dunia balap motor Indonesia yang saat ini diramaikan oleh talenta-talenta muda.

Sejumlah nama pebalap Indonesia berusia muda menduduki podium di beberapa ajang balap kelas internasional. Salah satunya yang layak disorot adalah Irfan Ardiansyah. Pebalap Astra Honda Racing Team (AHRT) ini berhasil merebut peringkat ketiga pada Asia Road Racing Championship (ARRC) 2019 di Thailand kelas AP250.

Pada ajang tersebut, Irfan sebenarnya sempat memimpin klasemen hingga seri keenam. Namun, dirinya harus puas berada di peringkat tersebut karena pada race kedua seri terakhir AARC 2019 dia terjatuh tanpa sempat mencapai finish.

“Balapan (adalah) passion saya dari kecil, jatuh sampai cedera itu memang risikonya. Jadi, karena mimpi saya di situ, ya terus saja,” ujar Irfan kepada Kompas.com seusai acara AHRT Presentation Skuat 2020 di Hotel Shangri-La Jakarta, pada Selasa (04/02/2020).

Sebelum AARC, pemuda asal Semarang itu juga berhasil menduduki posisi pertama dalam ajang Suzuka 4 Hours Endurance Race 2016 dan pada 2017. Lalu, menyelesaikan musim pada posisi keempat pada Asia Talent Cup (ATC) di Jepang.

Pada 2020 ini Irfan diberikan kesempatan untuk naik ke kelas Supersport 600CC bersama dengan Rheza Danica Ahrens yang menyandang gelar juara umum AP250 2018. Mereka berdua dipercaya PT Astra Honda Motor (AHM) untuk berlaga di AARC 2020.

Pebalap muda Indonesia yang juga sedang naik daun adalah Mario Suryo Aji yang sudah menjajal sirkuit di Eropa. Pebalap 15 tahun ini sejak tahun lalu bersaing ketat di ajang CEV Moto3 Junior World Championship.

Tahun ini, Mario diberikan kembali diberi kesempatan oleh AHM untuk berkiprah di kancah yang sama. Agar dapat mengasah kemampuan dan fokus berlatih, AHM memberikan kesempatan Mario untuk menetap sementara di Eropa.

Laga ini menjadi salah satu jalan bagi Mario yang memiliki impian untuk ikut kelas Grand Prix. Ia bahkan sempat melontarkan pernyataan bakal semaksimal mungkin menaikkan peringkat dari tahun lalu.

”Target masuk lima besar, saya akan berusaha sekeras mungkin dan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan AHM ini,” ujar Mario.

Berangkat dari ”sekolah” yang sama

Irfan dan Mario merupakan pebalap muda Indonesia ”lulusan” Astra Honda Racing School (AHRS). Program yang diinisiasi oleh AHM ini merupakan strategi pembinaan balap berjenjang yang dikembangkan sejak 2013.

“Kami melakukan penjenjangan balap, membina bakat-bakat balap terbaik Tanah Air melalui berbagai media. Bermula dari Astra Honda Racing School dan bertahap terjun ke arena balap tingkat nasional, regional, Eropa, dan tak menutup kemungkinan kejuaraan dunia,” ujar Deputy GM Marketing Planning dan Analysis AHM Andy Wijaya.

AHM memulai tahap pembinaan kepada pebalap sejak usia muda, di bawah 14 tahun. Para pemula dilatih menggunakan motor balap Honda NSF100. Jika sudah terasah dan dirasa cukup kompeten, mereka bisa naik level mengendarai motor Honda NSF250 dan juga Honda CBR150R.

Tak hanya ajang balap nasional, para pebalap lulusan AHRS pun memiliki kesempatan untuk berlaga di ajang balap internasional, seperti Thailand Talent Cup, ATC, ARRC, dan MotoGP.

Di dalam pembinaan AHRS, pebalap tak hanya diberikan materi seputar teknik balap, seperti memilih racing line, menikung, mengerem, dan teknik dasar lainnya, tetapi juga pengetahuan mengenai mesin dan suspensi.

Selanjutnya, di AHRS, para siswa juga diberikan pembekalan agar mampu memiliki mental pebalap profesional. Mulai dari public speaking, kedisiplinan, hingga rasa tanggung jawab terhadap motor yang digunakan.

Kenaikkan jenjang juga tak hanya dinilai dari seberapa sering pebalap menjadi juara, tim AHRS juga melihat sikap dan kemampuan intelektualnya. Apakah pebalap tersebut mampu menghadapi ajang balap, baik fisik dan mental.

Beberapa lulusan AHRS telah membuktikan keahliannya di jenjang GP, seperti Andi Farid Izdihar atau yang akrab disapa Andi Gilang dan Gerry Salim. Saat ini, Andi siap berlomba di ajang GP Moto2 bersama Honda Team Asia.

Sedangkan Gerry bakal bersaing di ARRC 2020 kelas ASB1000 bersama Honda Asia Dream Racing. Sebelumnya, Gerry juga sempat merasakan menjadi pebalap wild card di ajang GP Moto2 2019 lalu.

Wujudkan mimpi bersama

Mimpi anak bangsa untuk membawa harum nama Indonesia di dunia balap tak hanya berada di jalur road race, AHM juga membuka wadah baru untuk para pebalap muda di segmen off-road.

Meski harus berproses dari awal, AHM yakin dengan adanya wadah bagi pebalap motocross, akan lahir banyak talenta baru dari Indonesia.

Hal itu dibuktikan dengan keberhasilan AHRT bersama dengan Delvintor Alfarizi yang meraih juara pada debutnya di Kejuaraan Nasional Motocross kelas MX2 2019. Ia juga menggeber motornya pada ajang balap motocross dunia MXGP 2019 sebagai pebalap wild card.

Pebalap yang biasa disapa Adel itu mengawali karier pada umur 11 tahun. Mulai dari kelas kelas 50 cc, naik kelas menjadi 65 cc, ke 85 cc, hingga akhirnya berada di kelas MX2 bukan perjalanan yang singkat baginya.

”Saya merasa AHM mampu mewujudkan mimpi saya di dunia balap karena Honda sendiri telah membuktikan untuk membantu mimpi-mimpi anak bangsa sampai ke kancah internasional,” ujar Adel.

Walau bukan lulusan dari AHRS, Adel yakin proses latihan dan pembinaan yang dilakukan menjadi pondasi yang kuat untuk menjadi seorang pebalap tingkat dunia.

Selain latihan, ia juga memberikan semangat untuk para pebalap muda Indonesia untuk terus berjuang demi mewujudkan mimpi. “Proses tidak pernah mengkhianati hasil,” ucapnya.

https://otomotif.kompas.com/read/2020/02/11/070000615/kiprah-pebalap-astra-honda-mengharumkan-nama-bangsa-sejak-usia-muda

Bagikan artikel ini melalui
Oke