JAKARTA, KOMPAS.com - Bencana alam banjir tidak boleh dianggap remeh oleh kendaraan bermotor. Jika melebihi batas wajarnya, siap-siap mengeluarkan kocek jutaan rupiah untuk melakukan perbaikan.
Khusus mobil listrik, biaya pergantian jika mobil terendam banjir bisa mencapai Rp 50 jutaan. Dalam kasus ini, baterai kendaraan listrik dilakukan pergantian karena rusak.
"Oleh sebab itu bagi pemilik mobil listrik diimbau untuk menyimpan kendaraannya dengan aman (datarannya lebih tinggi) dan jangan melibas banjir," kata Hendra Leksmono, Service Head Auto2000 Jayakarta saat ditemui di Auto2000 Glodok, Jakarta, Sabtu (8/2/2020).
Bila pemilik ingin menggunakan mobil listrik tersebut, pastikan bahwa genangan air tidak melebihi setengah ban. Hal itu supaya baterai yang berada di bawah bagasi tidak kemasukan air.
"Baterai pada mobil listrik itu bersifat kering, seperti baterai pada ponsel. Walau ada pelindungnya, jangan memaksakan diri untuk menerobos genangan air yang tinggi. Paling tidak, jangan sampai setengah ban," kata dia.
"Perlu diingat, kalau mobil mati masalah tersebut (baterai rusak) masih bisa terjadi karena aliran listriknya itu tetap hidup untuk mengaktifkan alarm, anti thief, dan lainnya," ujar Hendra lagi.
Imbauan ini sejatinya tidak hanya untuk mobil berteknologi motor listrik, tapi juga kendaraan dengan mesin konvensional.
"Auto2000 secara keseluruhan telah menangani sedikitnya 1.500 unit mobil yang menjadi korban banjir. Bencana ini memang tak bisa dihindari, tapi pemilik kendaraan mampu meredam dampaknya dengan berbagai cara seperti parkir di tempat yang proper dan jangan gunakan mobil untuk melibas genangan air bervolume tinggi," katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/02/08/150955815/ketahui-batas-aman-mobil-listrik-terabas-banjir