JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah membahas soal impresi awal dari sisi tampilan, interior, fitur, dan teknologinya.
PT Kreta Indo Arthe (KIA) memberikan kesempatan media untuk merasakan langsung sensasi berkendara Kia Seltos di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
Seperti yang telah bicarakan sebelumnya, Seltos yang masuk ke Indonesia dibekali dengan mesin Kappa turbo 1.400 cc.
Dari data tenaga yang dihasilkan sebesar 140 PS atau 138 tk dan torsi 242 Nm pada 1.500 rpm yang kemdian disalurkan melalui sistem perpindahan dual clutch transmission (DCT) CT 7 percepatan.
Usai mendapatkan giliran, Kompas.com langsung masuk dan menyalakan mesin Seltos varian teratas, yakni EX+.
Suasana kabin yang didominasi warna gelap lalu dikombinasikan dengan ragam fitur serta perangkat elektronik lainnya memberikan kesan elegan, apalagi jok pun dibentuk dengan gaya ala sofa serta ada sunroof di atapnya.
Menariknya, setelah menutup pintu suasana di dalam kabin Seltos cukup hening, suara mesin juga nyaris tak terdengar. Tanpa menunggu lama, setelah tuas transmisi di geser ke posisi D, langsung SUV asal India ini kami arah ke jalan umum untuk mulai merasakan tenaganya.
Seltos sendiri dibekali dengan tiga mode berkendara, yakni Normal, Sport, dan Eco, yang bisa diakses langsung melalui knob di samping tuas transmisi. Untuk putaran awal, Kompas.com memilih menggunakan mode Normal yang sesuai untuk penggunaan hari-hari.
Pada putaran bawah, tenaganya bisa dibilang lumayan responsif. Tak perlu effort banyak menekan pedal gas terlalu dalam, mobil pun sudah mulai bergerak, cocok untuk menghadapi situasi jalanan stop n go di Ibu Kota.
Bila ingin lebih lebih cepat, tinggal menekan pedal gas sedikit lebih dalam dan mobil pun mulai melaju lebih cepat.
Kinerja turbo pada Kia Seltos memang sudah terasa dari putaran rpm bawah, dikombinasikan dengan torsi yang besar, tak heran bila akselerasinya cukup responsif meski masih ada sedikit jeda atau lag yang terasa.
Saat mendapat kesempatan di lintasan lurus, kami manfaatkan untuk sedikit agresif dengan memindahkan ke mode Sport. Seketika, putaran mesin terasa lebih kuat seiring jarum rpm yang langsung berada di atas 3.000-an.
Meski memiliki bodi yang bongsor, ternyata soal handling Seltos cukup baik untuk seukuran SUV. Hal ini kami buktikan saat menjajal manuver Seltos di jalur melingkar dan u-turn, hampir tak ada gejala limbung maupun body roll yang berlebihan.
Saat pedal gas di-kickdown, tenaga yang keluar memang lebih cepat dibandingkan pada posisi Normal. Walau masih ada lag, tapi jauh lebih singat, jarum rpm pun terus naik yang menandakan tenaganya terus terisi.
Perpindahan gigi dari sisem DCT tujuh percepatanya juga halus, nyaris tanpa hentakan. Menariknya, pada mode Sport, rasio perpindahan giginya terasa lebih panjang, tapi karena keterbatasan waktu dan lapak pengujian, untuk putaran atas kami belum bisa berkomentar apa-apa.
Secara keseluruhan, tenaga yang dihasilkan memang bukan hisapan jempol semata, tapi bukan berarti tidak ada kekurangan. Untuk sekelasnya yang ternyata Kia belum melengkapi Seltos dengan paddle shift.
Padahal dengan mengedepankan teknologi turbo, keberadaan paddle shift bisa menjadi nilai tambah agar konsumen bisa lebih mendapatkan pengalaman berkendara yang lebih baik.
Selain itu, teknologi transmisi kopling ganda yang digunakan juga wajib menjadi perhitungan, mengingat sempat adanya masalah yang terjadi sebelumnya pada mobil yang mengadopsi transmisi dual clutch.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/02/03/162400315/sensasi-singkat-geber-mesin-turbo-kia-seltos