JAKARTA, KOMPAS.com - Penjualan Suzuki Jimny di Benua Eropa menemui masalah akibat terbentur regulasi emisi baru.
Seperti diketahui, Uni Eropa telah menetapkan aturan baru soal standar emsisi karbon dioksida (CO2) yang akan berlaku mulai 2021 mendatang.
Dalam aturan tersebut, mobil yang beredar di Benua Biru hanya diperbolehkan memiliki kadar gas buang sebesar 95 gram per kilometer (g/km).
Sementara Jimnya dengan mesin K15B yang ada saat ini menghasilkan 154 g/km untuk tmodel transmisi manual dan 170 g/km untuk yang transmisi matik.
Dengan demikian, Suzuki akhirnya memilih untuk menahan ekspor Jimny ke Eropa. Lantas, apakah dengan adanya kasus tersebut bisa menjadi celah bagi Suzuki Indonesia menambah kuota Jimny di Tanah Air.
Ketika mengkonfirmasikan hal ini, Marketing Director 4W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Donny Saputra, menegaskan bila sampai dengan sekarang belum ada informasi langsung dari pihak prinsipal soal itu.
"Dari kantor pusat belum ada update-nya, soal kuota alokasi sampai serkarang juga belum ada pembicaraan lagi dengan prinsipal," ucap Donny saat dihubungi Kompas.com, Selasa (28/1/2020).
Lebih lanjut Donny mengatakan, untuk masalah alokasi kuota Jimny sebenarnya bisa saja dilakukan. Namun untuk kasus Jimny yang ada di Eropa sendiri pada dasarnya sulit karena adanya perbedaan spesifikasi.
Menurut dia, produksi Jimny dari Jepang sudah memiliki spesifikasi-spesifikasi tertentu yang berbeda antara negara satu dengan negara lainnya. Lantaran itu, tidak bisa asal mengambil kuota untuk negara lain.
"Jimny di Eropa dengan di Indonesia secara detail beda spesifikasi, mulai dari kondisi bahan bakar, fitur, sampai lingkungan sekitar itu harus dipikirkan, karena masing-masing negara sudah ada setelannya. Jadi tidak serta merta bisa langsung dialihkan," kata Donny.
Seperti diketahui, kuota untuk Jimny generasi keempat di Indonesia hanya 50 unit per bulan dari Jepang. Jumlah tersebut langsung didistribusikan ke 53 diler yang tersebar di Indonesia.
Untuk Indonesia sendiri, update terakhir pemesanan Jimnya sudah sangat membeludak. Waktu tunggunya bahkan sudah lebih dari 10 tahun.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/01/28/140200615/bermasalah-di-eropa-kuota-jimny-untuk-indonesia-bertambah-