Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tes Baterai Skutik Listrik Elvindo Rama di Jalan Raya

JAKARTA, KOMPAS.com - Electric Vehicle Indonesia (Elvindo) optimistis terjun ke segmen sepeda motor listrik Tanah Air.

Model pertama yang bakal meluncur ialah Elvindo Rama, skutik yang sudah dirakit secara lokal di Cikupa, Tangerang.

Kompas.com pun mendapat kesempatan menjajal Elvindo Rama untuk beberapa waktu, untuk merasakan bagaimana sensasi mengendarai skutik yang disebut bakal dibanderol Rp 13 jutaan itu di jalan raya.

Kali ini penguji mencoba daya tempuh baterai. Cara pengetesannya sangat sederhana, yakni cukup mengetahui jarak dan daya baterai. Pengetesan yang dilakukan pun tidak sampai baterai habis total.

Mengapa tidak sampai habis, karena mengisi daya listrik alias ngecas tidak sepraktis isi bensin di SPBU. Mengecas membutuhkan waktu dan tidak bisa di sembarang tempat. Adapun jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Umum Listrik (SPKLU) masih terbatas.

Di atas kertas, Elvindo Rama mengusung baterai lithium/plumbic acid 60V 12A. Motor listriknya berkekuatan 1.000 W, diklaim mampu dipacu hingga 70 kpj dengan jarak tempuh 65 km.

Indikator baterai Elvindo Rama cukup sederhana, terdiri dari bentuk baterai dan di dalamnya terdiri dari empat bar (batang) yang menunjukkan daya listrik yang tersisa. Tiga paling atas berwarna hijau, dan baris paling bawah warna merah.

Kompas.com mencoba menjalankan motor dari kondisi baterai penuh. Rute yang ditempuh mulai dari Ciputat, Tangerang Selatan via Fatmawati, Jakarta Selatan. Skutik kemudian diarahkan ke Palmerah, lokasi kantor Kompas.com.

Selama perjalanan konsisten menggunakan gigi dua atau mode kedua. Sebabnya gigi pertama terlalu pelan, sedangkan gigi tiga dihindari sebab takut lebih banyak menyedot daya baterai.

Hasilnya, dari berangkat sampai di kantor indikator baterai hanya berkurang satu baris. Odometer pada klaster instrumen menunjukkan jarak 25 km. Cukup sebanding jika melihat klaim pabrikan yakni mampu menempuh 65 km.

Kekurangan

Adapun yang mengganjal ialah soal kecepatan. Misalkan pada speedometer mencapai 60 kpj, tapi seperti tidak yang dirasakan oleh penguji. Seolah itu bukan kecepatan aslinya alias lebih pelan. Pada speedometer tertulis 60 kpj tapi terasa hanya 40 kpj.

Selain itu indikator baterainya suka tidak fokus. Artinya saat jalan indikatornya turun satu bar kemudian turun ke dua bar, tapi kembali lagi ke satu bar. Hal ini bisa membuat kurang nyaman pemakai karena takut kehabisan baterai.

https://otomotif.kompas.com/read/2020/01/21/150100715/tes-baterai-skutik-listrik-elvindo-rama-di-jalan-raya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke