Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Selain Rem Blong, Sopir Kontainer yang Terguling Tak Punya SIM

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan truk kontainer yang terguling di rest area Km 97B Tol Cipularang, berbuntut panjang. Selain karena rem blong, sopir truk milik PT Gemilang Indah Jaya dengan nama Ahmad Humaidi (21) tersebut, juga tak punya Surat Izin Mengemudi (SIM).

General Manager Jasa Marga Cabang Purbaleunyi Pratomo Bimawan Putra, mengatakan hal tersebut diketahui setelah pihak kepolisian melakukan penanganan lebih lanjut mengenai insiden yang terjadi.

"Berdasarkan info dari PJR Cipularang dan data petugas, rem blong merupakan faktor penyebab overspeed truk kontainer tersebut ketika memasuki rest area sehingga terguling dan berdampak pada kendaraan lainnya," ucap Bimawan dalam keterangan PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Sabtu (18/1/2020).

"Tidak ditemukan SIM pada pengendara truk kontainer sehingga selain dari segi kendaraan yang tidak layak operasi, pengendara juga tidak memenuhi syarat melakukan perjalanan," kata dia.

Secara terpisah, Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru, sangat menyayangkan bila kecelakaan akibat rem blong kembali terjadi.

"Sebanyak 46 persen kasus kecelakaan di Jalan Tol Jasa Marga melibatkan kendaraan Non Golongan I, padahal jumlahnya hanya sekitar 8 persen dari keseluruhan kendaraan yang melintas. Ditambah pengendara yang tidak memenuhi syarat berkendara, akan berakibat fatal dalam perjalanan dan merugikan pengguna jalan lainnya," ujar Heru.

Masalah tersebut secara tak langsung juga kembali mengingatkan akan pentingnya tes kompetensi bagi para sopir bus maupun truk. Hal ini lantaran jenis kendaraan yang dibawa memiliki dimensi besar, sehingga dibutuhkan kemampuan lebih untuk mengendalikannya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Aptrindo (Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia) Kyatmaja Lookman, pernah mengatakan bila 70 persen kecelaakaan disebabkan oleh human error alias faktor pengemudi. Bahkan dia mengklaim bila pengemudi truk tak memiliki sekolah khusus dan kebanyakan berangkat dari seorang kernet.

Lantaran hal tersebut, pihaknya berencana untuk standar kepangkatan pengemudi. Kondisi ini dinilai cukup penting, karena menyangkut juga sisi profesional dari sopir tersebut.

"Harusnya, kalau pengemudinya kompeten, kendaraannya laik jalan, geometri jalannya bagus, kecelakaan itu bisa ditekan. Tapi kita sering lihat pengemudi lawan arah, kendaraan tidak uji berkala, geometri jalan tidak bagus. Masalah klasik tidak pernah diperbaiki," kata Kyatmaja.

https://otomotif.kompas.com/read/2020/01/19/081839015/selain-rem-blong-sopir-kontainer-yang-terguling-tak-punya-sim

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke