JAKARTA, KOMPAS.com - Awal tahun 2020 dimulai dengan banjir yang mengepung sebagian besar wilayah Jabodetabek dan sekitarnya. Tak sedikit motor yang terendam, bahkan hingga berhari-hari.
Darwin Danubrata, pemilik diler motor bekas Songsi Motor di bilangan Jagakarsa, Jakarta Selatan, mengatakan, rata-rata pedagang motor bekas tidak mau menerima motor bekas kebanjiran. Sebab, ingin terhindari dari keluhan konsumen.
"Kalau motor bekas banjir, rata-rata tidak ada pedagang yang mau menerima. Sebab, lebih berisiko," ujar Darwin, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Darwin menambahkan, dirinya takut ada konsumen yang komplain setelah pemakaian agak lama. Menurutnya, motor-motor sekarang ini sudah canggih, jadi kelistrikannya juga rentan.
Wira Gunawan, pemilik Wira Mandiri Motor di bilangan Depok, Jawa Barat, juga mengatakan, menjual motor bekas kebanjiran malah akan merugikan dirinya sendiri. Sebab, akan membuatnya kehilangan konsumen jika ada yang komplain.
"Sebisa mungkin kita hati-hati dalam menjual motor bekas. Meskipun bekas, tapi kita juga mau yang kondisinya masih bagus, baik mesin, kaki-kaki, maupun bodinya," ujar Wira.
Menurut Wira, motor bekas kebanjiran yang banyak dijual umumnya motor matik. Penurunannya sendiri bisa sekitar Rp 2 jutaan dibandingkan dengan harga pasaran.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/01/09/184200715/pedagang-motor-bekas-tolak-motor-bekas-kebanjiran