Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menjajal Kenyamanan Angkot Full AC di Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com – Angkutan perkotaan atau biasa dikenal angkot, adalah moda transportasi yang lekat dengan kota besar seperti Jabodetabek. Namun, selama ini angkot lekat dengan kata tidak terlalu nyaman.

Pasalnya, bila naik angkot pada umumnya, penumpang harus rela membuang waktu karena sopir angkot sangat gemar ngetem (menunggu penumpang). Belum lagi kepanasan karena jarang angkot dilengkapi dengan sistem penyejuk kabin atau AC.

Saat melintas di wilayah Stasiun Tanah Abang, awak redaksi Kompas.com bertemu dengan angkot Jak Lingko. Angkutan kota ini menggunakan armada Daihatsu Gran Max, dan ternyata sudah dilengkapi dengan AC.

Penasaran, awak redaksi pun tertarik untuk jajal jadi penumpang angkot ini. Sekilas, tidak ada yang berbeda dengan Gran Max versi reguler, dasbor depan tidak berubah dengan kenop AC, suhu kabin, dan jam digital. Terdapat sistem audio single din untuk mendengarkan radio.

Namun, yang berbeda dari angkot pada umumnya adalah segi kenyamanan, yakni lebih senyap dan dingin. Senyap dikarenakan tidak ada pintu atau kaca yang terbuka dan kabin sejuk berkat embusan AC dari depan.

Sistem AC yang dipakai memang masih single blower, tidak ada blower kedua untuk ruang belakang. AC akan lebih terasa ke penumpang belakang, bila berada di lebel dua.

Jika angkot yang bisa mengangkut total 11 orang ini terisi penuh, mungkin AC tidak terlalu terasa dingin. Jika ingin lebih terasa, bisa duduk dibelakang atau di sebelah supir. Namun kursi depan dikhususkan untuk kursi prioritas.

Untuk trayek Tanah Abang – Kota, angkot Jak Lingko ber-AC memiliki trayek yang berbeda dengan angkot regular 08.

Angkot Jak Lingko memutar melewati stasiun-stasiun KRL seperti Stasiun Juanda. Rasa berkendaranya nyaman ketika duduk, walaupun posisi duduknya sama seperti angkot biasa yang saling berhadapan.

Angkot Jak Lingko jika terisi penuh, ruang kakinya masih terbilang cukup, tidak bersenggolan dengan penumpang yang didepannya. Kursi penumpangnya juga memiliki bahan fabric.

Untuk membuat seperti angkot, pintu geser pada sisi kanan dan pintu belakang dibuat tidak bisa dibuka.

Tarif dari angkot ini masih Rp 0 atau gratis sampai jangka waktu yang belum ditentukan. Namun penggunanya mewajibkan untuk menggunakan kartu Jak Lingko agar bisa naik.

Anti-Ngetem

Angkot Full AC ini juga anti-ngetem, karena hanya akan berhenti menurunkan atau menaikkan penumpang di halte bus saja. 

John Heppian, salah satu sopir angkot full AC ini, mengatakan, pihak pengelelola atau koperasi yang menaungi angkot ini tidak menganjurkan untuk ngetem. 

Sistem juga coba diciptakan supaya angkot tidak perlu mengetem lama menunggu penuh semua penumpang. 

“Karena setiap tiga menit nanti ada terus angkotnya. Kalau ngetem nanti malah antre angkot yang lain,” cerita John kepada Kompas.com, Kamis (9/1/2020).

Walau tidak ngetem, namun angkot Jak Lingko wajib berhenti sejenak di setiap halte bus yang dilewati.

Kondisi ini sengaja diciptakan demi tidak mengganggu lalu lintas. Penumpang yang naik juga harus turun pada halte bus, tidak boleh di pinggir jalan umum.

Selain itu, Angkot Full AC ini juga menawarkan sistem gaji yang berbeda pada sopir yang biasanya dengan menyetor sejumlah uang. Melainkan, setiap sopir mendapatkan gaji tetap bulanan, dengan target jarak tempuh 180 km per hari.

“Satu angkot dua sopir, shift pertama jam 05.00-13.00 dan kedua jam 13.00-22.00. Kita enggak boleh ngetem, soalnya target perharinya itu 180 km per orang, kalau kurang dari itu gajinya yang dikurangi,” kata John

https://otomotif.kompas.com/read/2020/01/09/140033015/menjajal-kenyamanan-angkot-full-ac-di-jakarta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke