JAKARTA, KOMPAS.com- Mobil dinas Bupati Karanganyar Juliyatmono, Jeep Wrangler Rubicon yang gagal melintasi sungai menjadi perbincangan. Mobil yang didesain untuk medan alam itu ternyata tidak berhasil melintasi sungai dan harus ditarik menggunakan alat bantu.
Mengendarai mobil di lintasan off road atau alam memang berbeda dengan saat berkendara di jalan. Kontur jalan dan kondisi yang berbeda membuat pengendara harus memiliki keahlian tersendiri.
Selain itu, kondisi mobil yang dibawa pun juga harus menyesuaikan dengan medan yang akan dilintasi, terutama ban. Jika hal ini tidak dipersiapkan bukan tidak mungkin mobil tidak akan bisa dengan lancar melintasi medan alam.
Apalagi bagi para pemula yang penasaran menjajal medan off road. Berikut beberapa teknik dasar untuk pemula sebelum melakukan off road.
Jenis ban
Medan off road memiliki kontur jalan yang berbeda dengan jalan aspal. Yang pertama yang harus diperhatikan saat hendak off road adalah tipe ban.
Humas Indonesian Off-Road Federation (IOF), Tunggul Birawa menjelaskan, ban memiliki tipe yang berbeda-beda. Seperti tipe ban untuk jalan raya juga berbeda dengan medan alam atau off road.
“Yang pertama yang harus diperhatikan adalah bannya. Sebaiknya menggunakan jenis atau tipe ban yang bisa untuk segala medan atau all terrain,” ucapnya saat dihubungi KOMPAS.com, Sabtu (4/1/2020).
Kalau salah dalam memilih ban, yang terjadi adalah mobil juga sulit melalui jalur yang akan dilalui.
“Kalau menggunakan ban jenis high terrain juga bisa, tapi harus dikempesin dulu dan memainkan rpm (rotasi per menit),” kata dia.
Pahami medan
Selain memastikan tipe ban yang sesuai hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah mengenali medan. Hal ini menurut Tunggul sangat penting untuk memastikan kondisi kontur tanah yang akan dilintasi mobil off road.
“Survei medannya dulu dengan jalan kaki. Ini untuk mengetahui kondisi tanahnya, apakah tanahnya keras atau lembut,” ucapnya.
Dengan mengetahui kondisi medan, maka sopir juga bisa memperkirakan saat akan melewatinya. Dalam hal ini adalah perlu tidaknya dalam penggunaan fitur 4WD.
Perlu didampingi ahli
Bagi para pemula yang ingin menjajal trek alam atau off road lebih baik didampingi oleh orang yang sudah ahli. Atau setidaknya yang sudah berpengalaman dalam dunia off road.
Sehingga, saat melintasi alam off roader pemula bisa lebih nyaman dan tentunya bisa mengambil tindakan yang sesuai. Hal ini karena dengan pengamalan yang dimiliki oleh pendamping setidaknya bisa memberikan arahan kepada pemula.
Terlebih saat kesulitan untuk menaklukan medan yang akan dilalui. Dengan begitu, maka perjalanan melintasi alam bisa berjalan seperti yang diinginkan.
“Seharusnya juga ada pendamping oleh orang yang sudah punya pengalaman. Apalagi, kalau yang belum pernah off road sama sekali,” kata Tunggul.
Fungsikan fitur 4WD
Menyusuri medan alam tentunya lebih disarankan menggunakan mobil dengan penggerak empat roda atau 4WD. Hal ini tidak lain adalah untuk memudahkan mobil melintasi jalanan yang licin dan berat.
Hanya saja, untuk mengaktifkan penggerak empat roda ini tidak bisa sembarangan. Tetapi, harus melihat kondisi medan yang akan dilalui.
Hal ini karena, berbeda medan yang dilalui juga berbeda fungsi 4WD. Ini yang perlu dipahami oleh seorang off roader pemula.
Tunggul menjelaskan, jika jalanan licin dan becek ringan sebaiknya menggunakan penggerak empat roda.
“Di situ kan ada pilihannya 4H (high) atau 4L (low). Kalau untuk 4H bisa dipindahin langsung tanpa berhenti, karena rasio gir depan belakang sama,” ujarnya.
Jadi kalau roda depannya ikut menarik, lanjut Tunggul, ban tidak gampang selip atau melintir saat di tikungan licin. Tetapi, berbeda halnya saat mobil melintasi medan sungai atau yang lebih berat, sebaiknya menggunakan 4L.
“Cara mengaktifkannya berhenti dulu, dimasukkan 4L baru kemudian kita jalan. Kalau handelnya masih di 2H ya nyangkut,” ucapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/01/04/123200115/belajar-dari-rubicon-bupati-karanganyar-yang-nyangkut-ini-dasar-offroad