Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menelaah Faktor Banyaknya Kecelakaan Bus Rem Blong

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan beruntun melibatkan dua bus dan satu mobil Kijang Innova terjadi di Tol Batang-Semarang, Sabtu (28/12/2019) malam. Akibat kecelakaan tersebut dua bus terbakar.

Kecelakaan dipicu Bus Kramat Jati yang diduga mengalami rem blong. Bus itu kemudian hilang kendali dan menabrak bagian belakang bus PJT yang ada di depannya yang sedang melakukan transaksi (tapping).

Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan, mengatakan, unsur utama kecelakaan dipastikan karena kecepatan bus yang tidak terkontrol sehingga sulit berhenti.

"Saya bisa salah. Tapi unsur pertamanya speeding, sehingga pada saat melakukan pengereman, rem tersebut tidak bisa menahan kendaraan dengan maksimal karena ada gaya dorong," katanya kepada Kompas.com, Minggu (29/12/2019).

Karena itu katanya, kematangan sopir sangat berpengaruh di jalan raya. Bukan hanya soal kualitas mengemudi tapi juga soal penguasaan teknis kendaraan, hingga kedewasaan mengontrol emosi.

"Ini juga pengalaman sopir dengan kendaraan yang dibawa, kemudian sikap dia terhadap medan yang dihadapi, ini yang kebanyakan dihadapi para pengemudi. Tapi ya emosionalnya, rasionalnya juga kadang terlewat," katanya.

Bukan Cuma Sopir

Meski begitu kata Kurnia, jika yang dicurigai adalah rem blong maka kesalahan seperti itu tidak bisa hanya dibebankan pada sopir karena ada pihak yang juga bertanggung jawab yaitu manajemen perusahaan.

"Jadi bukan sekedar teknis (rem), saya menyebutnya human factor, karena selain ada pengemudi ada juga manajemen yang tidak memberikan product knowledge kepada para pekerja mereka," katanya.

Manajemen yang dimaksud bisa tim operasional, tim teknis, sampai top level. Manajemen kata dia, bertugas memastikan bahwa sopir punya kemampuan mengemudi yang lihai tapi juga membawa bus yang sehat.

"Saya tidak setuju sopir disalahkan. Karena maaf, buat sopir itu masalah perut, pasti jalan, tapi kalau manajemennya paham, sebagai operator yang mengerti pasti mobil (bus) yang kurang layak tidak bakal dikasih jalan berat," katanya.

Pria yang juga menjabat Presiden Direktur Perusahaan Otobus SAN Putra Sejahtera atau PO SAN, itu mengatakan, ada beberapa perusahaan yang kurang sadar mengenai pentingnya perawatan kendaraan.

"Bukanya tidak dirawat, kalau perawatan pasati dilakukan hanya saja kurang kesadaran (aware). Maksudnya adalah, kadang melihat sparepart itu sekadar yang bisa pakai tapi mengenyampingkan kualitas," katanya.

https://otomotif.kompas.com/read/2019/12/30/082200815/menelaah-faktor-banyaknya-kecelakaan-bus-rem-blong

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke