JAKARTA, KOMPAS.com – Menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2020 (Nataru), jalan tol layang Jakarta-Cikampek sepanjang 36,4 Km sudah bisa dilewati pengendara.
Saking antusiasnya, jalan tol layang ini terpantau padat dalam beberapa waktu terakhir. Hingga membuat mobil-mobil terpaksa menggunakan bahu jalan.
Menariknya karena jalan tol layang tak memiliki rest area, sejumlah orang malah ada yang buang air kecil di tengah-tengah jalan. Akibat tak sanggup menahan rasa buang air kecil karena kemacetan.
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno, mengatakan sebelum berkendara di tol layang Japek sebaiknya melakukan beberapa persiapan.
“Salah satunya buang air kecil sebelum berangkat, karena kita baru bisa ketemu rest area saat turun tol layang, nanti di ada di Km 57 sekitar daerah Karawang. Sekitar 5-10 menit setelah turun dari tol layang,” katanya kepada Kompas.com (22/12/2019).
Menyikapi hal ini, Djoko mengingatkan para pengguna jalan tol untuk memahami tata cara dan etika berlalu lintas. Sebab jalan tol memiliki karakter yang berbeda dengan jalan non tol.
“Regulator dan operator harus secara bersama terus mengedukasi itu pada masyarakat. Hal yang masih kurang selama ini,” ujar Djoko.
Selain itu, ia juga mengingatkan untuk selalu memperhatikan batas kecepatan maksimal. Sebab jalan tol bukan arena balapan bagi kendaraan bermotor.
“Batas kecepatan hendaknya dapat diterapkan di seluruh ruas jalan tol. Jika merasa lelah, sebaiknya tidak meneruskan perjalanan dan beristirahat,” ucapnya.
“Sebab sopir yang mengantuk sering menjadi penyebab kecelakaan di jalan tol. Faktor kondisi jalan yang nyaman cenderung membuat pengemudi memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi,” kata Djoko.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/12/22/150100915/lewat-tol-layang-japek-jangan-pipis-sembarangan