Hari itu, motor matic yang bagi sebagian orang dianggap sebagai kendaraan transportasi harian,terlihat melesat cepat di lintasan balap gelaran pamungkas Honda Dream Cup (HDC) 2019.
Tak hanya melesat cepat. Di trek sepanjang sekitar 1.300 meter tersebut, motor matic bahkan mampu meliuk lincah saat melewati total tujuh tikungan tajam ke kiri dan dua tikungan ke kanan.
“Seperti bukan motor matic saja ya,” ujar salah satu penonton bernama Hasan asal Cimahi yang menyaksikan aksi para pebalap dengan motor matic itu.
Pernyataan Hasan kemudian ditimpali temannya bernama Gilang yang juga berasal dari Cimahi. Ia seolah tidak percaya jika kendaraan yang sedang adu cepat adalah motor matic.
“Emang itu motor matic?” begitulah pertanyaan yang ia sampaikan dengan penuh keheranan saat melihat kendaraan di depannya mampu melaju kencang dan lincah.
Aksi para Srikandi
Tahun ini, gelaran seri pamungkas HDC 2019 yang digelar PT Astra Honda Motor dan PT Daya Adicipta Motora mempertandingkan dua kelas balap motor matic.
Salah satu kelas balap bahkan diperuntukkan bagi para pebalap wanita, yakni pada HDC 10 kelas balap Honda Matic standar sampai dengan 130 cc wanita.
Kelas balap motor matic itu menjadi race pertama pada gelaran HDC 2019 yang dimulai sekitar pukul 09.00 WIB.
Begitu kelas balap pertama dimulai, para Srikandi dengan motor maticnya langsung memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi.
Sekilas, mereka tidak terlihat seperti wanita. Mereka mengenakan setelan pakaian balap, lengkap dengan riding gear-nya seperti pelindung lutut dan helm sehingga tampak seperti pebalap pria.
Kemampuan para pebalap wanita memacu kuda besi matic-nya pun benar-benar berkelas. Tak hanya cepat, mereka juga mampu berkendara dengan lincah.
Akhirnya setelah bersaing ketat selama 10 lap, motor dengan nomor 184 sukses menjadi yang pertama mencapai garis finish.
Saat pengendara motor bernomor 184 melepas helm-nya ketika hendak naik podium pemenang, barulah terlihat jika dirinya benar-benar seorang wanita.
Perempuan bernama Fisichella Kusumawardhani itu bahkan mengenakan jilbab yang terbalut rapi di balik helm racing-nya.
“Bahagia sekali rasanya, enggak terkira. Puas sekali rasanya,” ujar Fisichella kepada Kompas.com usai balapan.
Ia melanjutkan, tahun 2019 ini adalah pertama kalinya HDC mengadakan kelas wanita. Hal itu membuat dirinya bersama tim semakin bersemangat mengikuti perlombaan.
“Kalau latihannya, setiap minggu saya ada balapan di Jawa Barat karena event balapan di sini banyak,” imbuh Fisichella KW.
Fasilitasi komunitas pencinta balap matic
Keputusan HDC 2019 mengadakan kelas matic dikarenakan pesatnya pertumbuhan komunitas pencinta balap matic di berbagai daerah.
“Hal ini membuat AHM terpanggil juga untuk turut serta memberi ruang pada penggemar balap matic,” ujar Deputy General Manager Marketing Planning dan Analysis PT Astra Honda Motor, Andy Wijaya.
Pihaknya juga membuka kelas matic bagi perempuan sebagai bentuk apresiasi dan dukungan padapebalap perempuan di Indonesia.
Kelas balap matic satu lagi adalah Honda Matic Standar sampai dengan 130 cc Open. Bedanya, racing kedua itu diikuti berbagai kalangan, baik pria maupun wanita.
Tidak berbeda dari racing sebelumnya. Balapan kedua juga menyajikan skill berkelas dari pebalap dengan motor matic-nya.
Jenis kendaraan yang digunakan para pebalap di kedua kelas balap matic tersebut adalah Honda Beat 130cc, ada pula pebalap dengan motor Honda Scoopy.
Keseruan gelaran pamugkas HDC 2019
Racing motor matic tersebut hanyalah awal dari seluruh keseruan gelaran HDC 2019 yang mempertandingkan sebanyak 10 kelas balap dengan peserta sebanyak 186 starter.
Salah satu racing paling seru ada pada kelas CBR 150R Standar Open yang menyajikan ketatnya perjuangan merebut posisi pertama.
Kompas.com mengamati persaingan pebalap di posisi pertama dan kedua sangatlah sengit. Keduanya saling berkejaran pada kelas balap dengan 14 lap itu.
Pemenang pada kelas tersebut baru bisa ditentukan pada lap terakhir saat pebalap posisi dua sukses menyalip saingannya untuk menjadi yang pertama.
Keseruan itu membuat kondisi tribune Sirkuit Brigif 15 Kujang II seketika ramai dengan riuh decak kagum penonton.
Peserta dari seluruh Indonesia
Tak hanya dari Jawa Barat dan sekitarnya, para peserta gelaran ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Seperti Yossie Legi Sadewo dari Pontianak, ia berjuang di kelas Honda Sonic 150R/Honda GTR 150 Tune up Seeded.
Perjuangan pebalap asal Kalimantan ini pun berbuah manis. Yossie sukses menjadi best rider di kelas balap tersebut.
Peserta lainnya adalah Andrian Aritonang yang berasal dari Medan, Sumatera Utara. Ia sukses menempati posisi dua di kelas Honda Supra GTR150 Standar Open MD/DL seri Cimahi.
Tentu saja perjuangan para peserta terjauh itu tidaklah mudah. Mereka harus adu cepat dengan peserta lain yang sama-sama berambisi menempati posisi pertama.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/12/06/205205115/siapa-bilang-motor-matic-bukan-untuk-balapan-hdc-2019-buktinya