Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bajaj Listrik Shado Group, Tangkap Peluang Kendaraan Listrik di Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyedia teknologi dan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik asal Singapura, Shado Group, tertarik untuk ciptakan ekosistem elektrifikasi di Indonesia.

Co-CEO & Executive Director for Shado Group Saurabh Markandeya menyatakan Indonesia memiliki potensi besar untuk bisa mengadopsi teknologi kendaraan listrik saat ini.

Hanya saja, dibutuhkan suatu pengalaman untuk pengguna lebih dahulu guna menciptakan ekosistemnya.

"Indonesia itu memiliki potensi besar di teknologi ini. Hanya saja, konsumen memerlukan experience dahulu baru setelah itu demand nya akan naik, buat dahulu ekosistemnya. Kita bersedia membantu," kata dia saat berbincang bersama KOMPAS.com di Jakarta, belum lama ini.

Untuk memulai era elektrifikasi, lanjut dia, tidak harus menunggu semua infrastruktur siap. Namun kesiapan infrastruktur bisa berjalan bersamaan dengan bisnis model perusahaan yang bergerak di bidang serupa.

"Elektrifikasi kendaraan itu baiknya memang dari transportasi masal atau kargo (B to B). Sebab, jalannya dua sektor itu akan seiring dengan bertumbuhnya infrastruktur untuk kendaraan listrik, sembari meningkatkan awareness masyarakat akan jenis moda transportasi serupa," ujar Saurabh.

"Bila melihat pasar Indonesia saat ini, menurut saya kendaraan listrik akan meningkat permintaannya setelah lima tahun sejak dimulai. Jadi jangan ditunda lagi, harus segera diciptakan," katanya.

"Saat ini kami memiliki produk kargo berupa kendaraan roda tiga bertegangan rendah yang baru saja diluncurkan di India. Kami sedang meminta pemerintah Indonesia agar diijinkan, supaya membantu menciptakan ekosistem kendaraan listrik di wilayah DKI Jakarta, khususnya," kata dia.

Kendaraan roda tiga milik Shado Group ini dinamakan Erick, yang dirancang dan diproduksi oleh Adarin Engineering Technologies, Bangalore, India.

Menurut spesifikasi pabrikan, Erick memiliki jangkauan 70 kilometer per muatan, dan dapat beroperasi dalam cuaca panas di Asia Tenggara seperti Indonesia. Diklaim, kendaraan ini bisa beroperasi dalam suhu mulai dari -25 hingga lebih dari 60 derajat celsius.

Perusahaan mengklaim bahwa Shado adalah satu-satunya perusahaan di Asia yang menyediakan baterai ultracapacitor yang dapat mengisi daya kendaraan listrik dalam beberapa menit dan berlangsung sekitar 20 kali lebih lama daripada yang ada di pasaran.

Melalui kemampuan tersebut, kendaraan menjadi lebih murah untuk dioperasikan, tahan lama, dan dengan downtime pengisian yang lebih rendah. Sehingga sangat menguntungkan bagi para pebisnis.

"Pada tahap pertama, kita akan bawa Erick. Begitu permintaan akan kendaraan listrik bertumbuh, kita akan mulai bermain di kendaraan roda dua atau empat. Tentu, investasi yang lebih menarik untuk Indonesia juga kita rencanakan, yakni pembuatan pabrik perakitan," ujar Saurabh.

https://otomotif.kompas.com/read/2019/11/26/142200015/bajaj-listrik-shado-group-tangkap-peluang-kendaraan-listrik-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke