JAKARTA, KOMPAS.com - Tiap baut di sepeda motor memiliki tingkat kekencangan yang berbeda tergantung bagiannya. Hal ini dilakukan agar baut tetap kuat menopang bagian-bagian bergetar yang dapat membuat baut copot.
Asep Suherman, Kepala Bengkel Honda, AHASS Daya Motor Cibinong dan Karawang, mengatakan, namun mengencangkan baut ada batasanya, sebab torsi tiap baut sebetulnya sudah ditentukan oleh pabrikan di buku pedoman reparasi (BPR Honda).
"Jika kita mengencangkan baut tidak sesuai torsinya pasti ada dampaknya. Jika terlalu berlebih torsinya akan membuat baut tersebut aus atau slek, bahkan bisa patah saat pengencangan," katanya kepada Kompas.com, Selasa (19/11/2019).
Benny Saputra, pemilik bengkel aksesori dan modifikasi motor One3 Motoshop yang kerap menerima servis moge tipe sport, mengatakan, meski terlihat sepele namun tingkat kekencangan baut sangat penting.
"Idealnya semua harus sesuai, sebab baut ada batasnya, supaya tidak terlalu kendor atau terlalu kencang. Dampak paling besar kalau merakit mesin, kalau torsinya salah atau urutan masang bautnya salah getaran mesinnya nanti bisa beda," katanya.
Benny mengatakan, bahkan sampai urutan membuka dan mamasang baut sebetulnya berpengaruh. Misalkan di buku panduan harus buka dari urutan 1, 2, 3 dan seterusnya, maka itu yang harus dilakukan.
"Kalau motor sudah launching, semuanya sebetulnya ada di workshop manual. Waktu kita beli motor kan kita dapat owners manual, service manual dan workshop manual, bahkan kini itu bisa di download," katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/11/20/082200715/jangan-sepelekan-pasang-dan-kencangkan-baut-motor