JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana penerapan jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP) kembali menjadi topik hangat. Kali ini rencananya bukan diterapkan di Jakarta, melainkan akses penghubung menuju Ibu Kota.
Seperti diketahui, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menargetkan ERP bisa diterapkan di tiga ruas jalan pada 2020 mendatang, yakni Margonda-Depok, Daan Mogot-Tangerang, dan Kalimalang-Bekasi. Ketiganya merupakan jalur penghubung menuju Jakarta.
Banyak pihak ikut berkomentar mengenai hal ini, termasuk juga dari kalangan industri pabrikan otomotif di Tanah Air.
Salah satunya seperti Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra yang menanggapi positif adanya rencana jalan berbayar tersebut.
"Menurut saya itu bagus, karena ini kan bagian dari manajemen traffic dan juga menjadi salah satu sumber untuk meningkatkan pendapatan daerah," kata Amel dalam pesan singkatnya kepada Kompas.com, Selasa (19/11/2019).
Namun demikian, Amel menjelaskan paling tidak untuk lokasi yang akan menerapkan ERP wajib memperhatikan asepk terpenting, yakni saranan dan prasarana transportasi umumnya. Selain harus menyediakan kendaraan umum yang memadai, wajib pula memiliki akses yang luas.
Dengan demikian, masyarakat memiliki alternatif dan adanya kendaraan umum yang baik juga menjadi kompensasi yang adil. Bila masyarakat tidak mau bayar ERP, mereka ada pilihan menggunakan kendaraan umum.
"Singapura sudah menerapkan ERP, bahkan menjadi hal yang umum. Tapi pemerintahnya juga menyiapkan solusi dengan menyediakan fasilitas kendaraan umum yang nyaman dengan jumlah yang cukup banyak. Selain itu, titik-titik penghubung pada setiap area juga strategis, dan punya bayak pilihan transportasinya," ujar Amel.
Ketika disunggung apakan dengan pengekangan mobil pribadi melalui metode ERP tersebut akan berdampak pada sisi penjualan mobil mobil, Amel hanya menjelaskan semua itu tergantung dari daya beli, tidak ada kaitannya dengan pembatasan.
"Saya sudah pernah cerita panjang lebar, pengaruh pasar mobil naik atau tidaknya itu lebih karena daya beli dan faktor ekonomoi makronya. Kalau daya beli naik, meski transportasinya lengkap dan bagus, orang pasti tetap beli mobil, karena punya kemampuan untuk membeli," ucap Amel.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/11/19/122200115/daihatsu-respons-positif-penerapan-jalan-berbayar-di-jakarta