Target Mitsubishi Xpander Cross Dipatok 1.500 Unit

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) memiliki harapan yang cukup tinggi untuk Mitsubishi Xpander Cross untuk mampu menjangkau ke pasar yang lebih besar di tanah air.

Tidak hanya di segmen low multi purpose vehicle (LMPV) saja, varian tertinggi dari Xpander ini juga diupayakan bisa bertanding dengan produk seperti Toyota Rush, Daihatsu Terios, maupun Honda BR-V, yang berada di kelas low sport utility vehicle (LSUV).

"Sebenarnya, Xpander itu sudah berhasil meraih sebagian konsumen LSUV, tak banyak memang. Nah, sekarang kita memiliki produk yang bisa mengarah ke sana, punya jiwa dinamis dan gagah, Xpander Cross. Positioningnya ialah sebagai crossover, yang akan penetrasi ke LSUV," kata Director of Sales Marketing Division PT MMKSI Irwan Kuncoro, Jakarta, Selasa (12/11/2019).

Salah satu yang diunggulkan pada Xpander Cross ialah ground clearance tinggi, yaitu 225 mm. MMKSI mengklaim, jarak tersebut merupakan yang tertinggi dibanding semua LSUV di dalam negeri.

Dampaknya, mobil memiliki kemampuan jelajah yang lebih baik di jalanan tidak rata. Namun pada kondisi tertentu, berubahnya titik pusat gravitasi pada mobil bisa mengganggu kestabilan berkendara.

"Mobil ini konsepnya mengkombinasikan keistimewaan Xpander yang sekarang, nyaman dan lega, dengan desain yang lebih kekar serta memiliki kemampuan light off-road," kata Irwan.

"Beberapa penyempurnaan di Xpander Cross itu ditambahkannya rebound spring pada suspensi supaya kenyamanan dan kestabilan berkendara terjaga, ada peredam guncangan, hingga pelek dan bumper baru," ujar dia.

Adapun target untuk Xpander Cross sendiri, MMKSI berharap tiap bulannya bisa terjual sebanyak 1.500 unit. Angka itu dianggap cukup logis, mengingat tipe konsumen LMPV dan LSUV tidak jauh berbeda.

"Maka, bila total penjualan Xpander saat ini 5.500 unit per bulan, setelah adanya varian baru tersebut diharapkan bisa bertumbuh menjadi 6.500 unit atau 7.000 unit sebulan," katanya.

Xpander Cross dibanderol mulai dari Rp 267,7 juta sampai Rp 286,7 juta. Harga tersebut sudah termasuk jasa dan gratis suku cadang (perawatan berkala) selama empat tahun atau 50 kilometer, garansi ban satu tahun, dan asurasi kecelakaan selama setahun.