Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Beratnya Biaya Pemakaian Mobil Pribadi di Jepang

TOKYO, KOMPAS.com - Dikenal sebagai negara yang memiliki industri otomotif terbesar, ternyata masyarakat di Jepang justru jarang yang menggunakan mobil atau sepeda motor.

Tak heran bila jarang sekali melihat ada kemacetan atau bisingnya suara klakson, bahkan di pusat kotanya pun cenderung sepi dari mobil pribadi.

Mayoritas, penduduk Jepang yang tinggal di kota-kota besar layakanya Tokyo atau Osaka, lebih memilih beraktivitas menggunakan transportasi umum, terutama kereta bahkan sebagian malah memilih untuk bersepeda.

Alasanya bukan karena ada regulasi ganjil-genap atau karena banyak ojek online seperti di DKI Jakarta, tapi memang biaya menggunakan mobil pribadi di Negara Matahari Terbit itu sangat lah mahal, apalagi dibandingkan bila menggunakan transportasi umum.

Hal ini diungkapkan Andre, local tour guide Daihatsu saat berkunjung ke Tokyo Motor Show (TMS) 2018. Pria warga Malaysia yang sudah tinggal sekitar 25 tahun lebih di Jepang itu menjelaskan bila ongkos untuk menggunakan mobil pribadi sangat tinggi, terutama di perkotaan.

"Mahal sekali, untuk tol saja sekali jalan itu bisa sekitar 900 Yen kalau dikonversikan sekitar Rp 115.000 Mungki dari rumah sampai ke kantor bisa lima kali bayar, nanti pulang lima kali lagi," ujar Andre di Tokyo belum lama ini.

Bila diakumulasi satu hari untuk pulang pergi artinya masyarakat Jepang yang menggunakan mobil probadi bisa menghabiskan ongkos untuk tol saja sekitar Rp 1,1 jutaan. Belum lagi ditambah dengan biaya parkir yang sangat mahal.

Menurut Andre, parkiran di Jepang kisarannya mulai dari 600 hingga 700 Yen. Bila ditransfer ke rupiah, per jamnya orang harus membayar parkir mobil sekitar Rp 70.000 sampai Rp 85.000-an, tinggal dikalikan dengan jam kerjanya saja.

"Untuk bensin itu per liter sekitar 150 Yen, kalau dikali-kali dengan pengeluaran semua memang tinggi untuk sehari-hari pakai mobil pribadi. Jadi kebanyakan, orang Jepang simpan mobil di rumah, lalu pergi kantor pakai kereta saja," kata Andre.

Tidak hanya itu, biaya kepemilikan mobil juga tak kalah tinggi. Menurut Andre, setiap masyarakat Jepang yang punya mobil wajib melakukan inspeksi kendaraan tiga tahun sekali ke bengkel-bengkel resmi.

Hal ini dilakukan untuk mengecek dan memastikan bila semua komponen mobil masih layak digunakn. Ongkos biaya perawatan atau pengecekan tersebut juga tidak murah, minimal harus merogoh sekitar 3.000 Yen atau sekitar Rp 3,8 jutaan di luar dari adanya pergantian komponen bila diperlukan.

"Setelah dicek nanti di mobil akan ditempel stiker, biasanya warna biru kecil di bagian kaca. Habis inspeksi tiga tahunan itu biasanya harga mobil juga langsung jatuh, inspeksi ini juga wajib dilakukan untuk yang beli mobil bekas, jadi semua wajib," ujar Andre.

"Kalau tidak ada inspeksi, lalu bila kecelakaan ketahuan ada komponen yang belum diganti itu pengemudi bisa disalahkan, jadi memang cukup ketat di sini (Jepang)," kata dia.

https://otomotif.kompas.com/read/2019/10/29/144200315/beratnya-biaya-pemakaian-mobil-pribadi-di-jepang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke