JAKARTA, KOMPAS.com – Banyak dugaan yang mengatakan bahwa kecelakaan Nissan Grand Livina yang menabrak apotek di Jalan Senopati, Jakarta Selatan, pada Minggu dini hari terjadi karena pengemudi mabuk.
Hal ini didasarkan pada keterangan saksi yang melihat mobil berjalan dengan kecepatan tinggi dan hilang kendali, sebelum menghantam pagar hingga bagian dalam Apotek Senopati.
Meski begitu, Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol Fahri Siregar berujar jika kecelakaan terjadi karena pengemudi tidak dapat mengendalikan mobil yang tengah dipacu kencang.
“Mobil melaju dari arah selatan ke utara, sesampainya di pertigaan depan Apotek Senopati, pengemudi tidak konsentrasi dan tidak bisa mengendalikan kendaraannya,” katanya kepada Kompas.com (27/10/2019).
Polisi membenarkan PKH (21) yang mengemudikan mobil, baru pulang dari salah satu bar di Jalan Gunawarman. Namun berdasarkan tes urine, perempuan tersebut dipastikan tidak menggunakan narkoba atau minum alkohol.
“Hasil tes urine PKH, hasilnya tidak ditemukan alkohol maupun narkoba,” ucap Fahri.
Menurut Fahri, pihak kepolisian sampai saat ini masih mendalami penyebab kecelakaan tersebut.
“Sementara ini penyebab kecelakaan dikarenakan out of control,” ujarnya.
Kecelakaan akibat sopir hilang kendali cukup banyak. Faktor utama karena tidak menguasai atau mengetahui seberapa besar tenaga mobil yang dikemudikan, terlebih mobil super seperti Lamborghini, Ferrari dan sejenisnya.
Memahami karakter kendaraan, menurut Jusri Palubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) sangat penting, karena bisa tahu handling dan kecepatan dari mobil itu sendiri.
"Jadi setiap pengemudi itu, bukan hanya yang membawa mobil super, tetapi semuanya harus paham, pertama wajib mengetahui berapa tenaga mobil yang dikemudikan, kedua, kenali karakter handling, dan terakhir pelajari sistem pengeremannya," kata Jusri kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/10/28/074200515/kecelakaan-livina-di-senopati-karena-pengemudi-hilang-kendali