JAKARTA, KOMPAS.com – Raut wajah semringah terpancar dari wajah Silvi (27) dan Dio (27) pagi itu. Dengan senyum lebar merekah sambil menggendong tas ransel di punggung, mereka siap melakukan perjalanan panjang.
Sebuah perjalanan yang mereka nanti-nantikan sejak lama, yakni menjelajah kekayaan warisan budaya batik di lima daerah di Pulau Jawa, mulai dari Cirebon, Pekalongan, Lasem, Solo, hingga Yogyakarta dengan mobil pribadi.
“Excited banget buat ikut perjalanan ini, karena saya sangat menyukai batik dan ingin belajar lebih jauh tentang makna corak serta motif batik di daerah-daerah yang nantinya dikunjungi,” ujar Silvi yang berprofesi sebagai Jurnalis Travel di Kompas.com.
Sependapat dengan Silvi, Dio yang memiliki latar pendidikan Sastra Jawa pun menampakkan antusiasmenya untuk bisa berinteraksi langsung dengan pembuat batik di berbagai daerah.
“Pada dasarnya saya sudah tahu sejarah dan teori pembuatan batik, tapi kalau untuk praktik belum terlalu berpengalaman. Apalagi, nanti bisa lihat aktivitas pembuat batik secara langsung,” ungkap pria yang bekerja sebagai Jurnalis Otomotif di Kompas.com ini.
Kendati mereka berdua tampak semangat untuk melakukan perjalanan, tetapi ada beberapa hal yang harus mereka siapkan. Hal ini untuk memastikan mereka menikmati serta mendapatkan kenyamanan dan keamanan dalam perjalanan.
Adapun beberapa hal yang harus disiapkan, di antaranya persiapan fisik, barang-barang yang akan dibawa, dan pengecekan kendaraan.
Persiapan perjalanan
Sebelum menempuh perjalanan panjang, ada baiknya untuk selalu mempersiapkan kondisi fisik dan barang bawaan agar lebih nyaman dan aman.
Bagi Silvi, cukup beristirahat dan rutin berolahraga beberapa hari sebelum memulai perjalanan adalah sesuatu yang wajib dilakukan.
“Istirahat harus cukup dan saya juga melakukan olahraga skipping biar kondisi badan tetap bugar,” jelasnya.
Kemudian, persiapan barang bawaan juga mesti diperhatikan. Melansir Kompas.com, (30/5/2019), ada baiknya untuk melakukan persiapan mengepak barang minimal 2-3 hari sebelum hari keberangkatan. Waktu itu terbilang ideal dibandingkan mempersiapkan pada H-1 sebelum keberangkatan.
Pilihan untuk membawa koper atau tas ransel juga harus dipertimbangkan secara seksama. Koper memang memiliki ruang lebih banyak, tapi memiliki bobot yang lebih berat.
“Kalau saya bawa tas ransel dan pakaian digulung sedemikian rupa agar lebih ringkas dan menyisakan ruang untuk barang lainnya,” ujar Dio memberikan tips.
Sementara itu, kendaraan yang akan digunakan juga harus diperhatikan sebelum perjalanan. Untuk hasil yang lebih optimal, ada baiknya melakukan perawatan mobil seminggu sebelum berangkat.
Ada beberapa komponen yang harus diperhatikan, mulai dari mengecek kondisi aki, memeriksa radiator sebagai komponen yang mencegah mesin overheat, dan mengganti oli dengan teratur.
Destinasi terbaik
Cirebon menjadi destinasi pertama yang mereka kunjungi. Kota di pesisir utara Pulau Jawa ini memang memiliki segudang motif batik yang menarik untuk ditelusuri asal-usulnya.
Dio sangat bersemangat akan hal ini, karena dirinya menyukai motif dari batik pesisiran seperti batik Cirebon. Adapun motif yang paling ia kagumi adalah mega mendung. Pasalnya, mega mendung memiliki corak yang cerah dengan warna gradasi yang mengagumkan.
Lalu, destinasi selanjutnya adalah Pekalongan dan Lasem. Kedua daerah ini sama seperti Cirebon yang memiliki corak batik cerah dan ceria.
Bagi Silvi dan Dio, berkunjung ke kedua daerah penghasil batik itu adalah sebuah kehormatan. Terlebih saat mengunjungi Lasem.
Lasem sendiri adalah sebuah daerah di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah yang memiliki akulturasi budaya menarik antara Jawa dan Tionghoa. Selain batiknya yang melegenda, Lasem juga terkenal akan arsitektur bangunan serta alamnya.
Setelah Lasem, Solo dan Yogyakarta menjadi dua kota terakhir yang mereka kunjungi. Silvi mengatakan bahwa ia bahagia karena bisa berkunjung lagi ke Yogyakarta dan mempelajari sejarah ragam motif batik di sana.
“Saya paling kagum dengan motif batik truntum. Pasalnya, batik ini menyimbolkan cinta yang tulus,” ungkap Silvi.
Medan berat
Selain menjelajah asal-usul motif batik di lima daerah tersebut, Silvi dan Dio juga menelusuri destinasi-destinasi wisata unik sepanjang perjalanan, sebut saja Petungkriyono di Pekalongan, Candi Cetho di Karanganyar, serta Bukit Becici di Yogyakarta.
“Kalau menurut saya jalur yang paling ekstrem ada di Petungkriyono. Mulai dari turunan dan tanjakan terjal sampai tikungan tajam ada di sana,” jelas Silvi.
Menurutnya, tak semua mobil bisa mulus melewati semua medan itu dengan mudah. Diperlukan mobil dengan performa mantap tapi tetap nyaman, seperti yang dimiliki oleh New Honda BR-V.
Asal tahu saja, New Honda BR-V memiliki semburan tenaga maksimal hingga 120 PS.
Tak hanya dari segi performa mesin, kualitas interior juga mempengaruhi kenyamanan berkendara dalam perjalanan jauh.
Untuk diketahui, sistem hiburan pada New Honda BR-V dibekali headunit dengan model floating berukuran 8 inci yang terkoneksi gawai via Web Link dan menampilkan beberapa aplikasi tertentu seperti aplikasi GPS yang dapat membantu menunjuk arah perjalanan.
Tak hanya itu, kuda besi ini juga memiliki kursi, lingkar kemudi, dan knob shift berlapis kulit yang dapat menambah kenyamanan berkendara, juga kabin dan bagasi yang luas untuk menunjang aktivitas perjalanan seperti yang dirasakan oleh Silvi dan Dio.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/10/23/080400815/serunya-jelajah-5-kota-di-pulau-jawa-dengan-mobil-pribadi