TANGERANG, KOMPAS.com - Sepanjang 2019, Toyota Motor Manufacturing (TIMM) berhasil menambah destinasi ekspor ke negara-negara Amerika Tengah dan Selatan, serta beberapa negara Mekong.
Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia ( TMMIN), mengatakan, terus berusaha menambah volume dan mengembangkan tujuan negara ekspor, bahkan ke negara asalnya yakni Jepang.
"Toyota Motor Corporation (TMC) juga bisa jadi kita bisa usulkan. Kita sudah beberapa melakukan itu, kemarin kita bertemu duta besarnya Afrika, Panama, Guatemala, Kamboja, negara-negara baru, yang berubah dari second car jadi first car," kata Warih di Tangerang, Rabu (16/10/2019).
Warih mengatakan, ekspor ke negara baru memang masih sedikit namun setidaknya sudah dimulai. Ke depan volume ekspornya tentu akan digenjot sesuai kemampuan.
"Volumenya belum banyak, tapi sudah kami mulai. Tahun ini juga ada kalau tidak salah di Juli dan Oktober kita ekspor ke Guatemala dan Kamboja," katanya.
Momentum terbaik kegiatan ekspor Toyota dimulai sejak berjalannya proyek Innovative International Multi-purpose Vehicle (IMV) pada tahun 2004.
Toyota Indonesia mendapat posisi strategis sebagai salah satu basis produksi Kijang Innova dan Fortuner di kawasan Asia-Pasifik, memberikan peluang yang besar untuk memperluas penetrasi ke pasar global.
Hasilnya, pada 2018 lalu ekspor mobil untuh atau Completely Built Up (CBU) bermerek Toyota mencatat volume rekor baru, tembus lebih dari 200.000 unit tepatnya sebesar 206.000 unit.
Saat ini, ada sembilan model kendaraan utuh Toyota yang diekspor, buah manufaktur PT TMMIN dan PT Astra Daihatsu Motor (ADM) yaitu Fortuner, Innova, Vios, Yaris, Sienta, Rush, Avanza, Agya dan Townace/Liteace.
Model yang diekspor itu diproduksi lokal dengan tingkat kandungan dalam negeri mencapai 75 persen sampai 94 persen, ke 80 negara di kawasan Asia, Afrika, Amerika Latin, Karibia, dan Timur Tengah.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/10/17/150913615/toyota-indonesia-bakal-kirim-mobil-ke-guatemala