JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, tren motor bebek lawas dengan kondisi orisinil marak digandrungi pecinta roda dua. Belum tenggelam tren motor bebek, tren Honda Win 100 juga ikut mencuat hingga sekarang.
Motor batangan dengan posisi mesin tidur ini menjadi barang perburuan para pecinta roda dua dan juga modifikasi. Menurut Irfan Farid, pemilik toko Roda Gila 99, tren Win 100 atau yang akrab juga disebut Win Cepek ini ada dua aliran.
"Ada yang bermain orisinil dan ada juga yang modifikasi. Umumnya, gaya modifikasi yang diangkat adalah semi trail," ujar Irfan, kepada Kompas.com, saat ditemui di sela-sela acara otomotif di Parkir Timur Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Irfan mengatakan, beberapa dari pemilik Win 100 ini menjual motornya dengan harga yang cukup fantastis. Padahal, sebelum kembali populer, motor ini harganya hanya kisaran Rp 2,5 juta sampai Rp 3 jutaan, dengan kondisi bahan.
"Sekarang ini, kondisi yang biasa-biasa saja, pasarannya di atas Rp 10 jutaan. Sebelum ramai, yang orisinil saja paling harganya hanya Rp 8 jutaan," kata Irfan.
Lebih mengejutkan lagi adalah Win 100 berwarna coklat dengan kondisi orisinil di atas 90 persen. Irfan mengatakan, ada pemilik motor tersebut yang membuka harga hingga Rp 28 juta. Sebab, Honda Win dengan warna coklat adalah hasil produksi pertama.
Sedikit sejarah tentang Honda Win, motor ini pertama kali diproduksi tahun 1984 oleh PT Federal Motor. Motor kelas pekerja ini, kemudian disuntik mati tahun 2005. Selama 21 tahun itu, semua komponen Honda Win diproduksi sendiri oleh Federal Motor di Indonesia.
Selain untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri, Honda Win juga diekspor ke beberapa negara tetangga, seperti Vietnam dan Thailand.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/10/15/084200415/selain-bebek-tren-honda-win-100-masih-bertahan