BANDUNG, KOMPAS.com - PT Astra Daihatsu Motor (ADM) mengaku sejauh ini belum memiliki kerjasama dengan perusahaan taksi manapun. Namun, bukan berarti bahwa salah satu produsen mobil raksasa ini anti menjadikan produknya sebagai transportasi umum.
Demikian disampaikan Direktur Pemasaran ADM Amelia Tjandra saat dimintai konfirmasi tentang Daihatsu Sigra yang siap dijadikan armada baru untuk taksi Express, bernama Next.
"Silahkan saja, kita welcome. Tentu, segala bentuk kerjasama yang menghasilkan penjualan, dampaknya akan menaikkan jumlah penjualan. Tapi sejauh ini belum ada pembelian atau kerjasama dari perusahaan taksi," katanya di Bandung, Jawa Barat, Kamis (10/10/2019).
Pada kesempatan sama, Hendrayadi Lastiyoso, Marketing & CR Division Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) menyatakan untuk menjadi konsumen fleet atau borongan (kerjasama), ada beberapa persyaratan yang harus dipatuhi.
"Fleet itu ada tingkatannya, tergantung pada frekuensi dan volume pembelian. Ini akan mempengaruhi diskon unit serta layanan yang didapatkannya," katanya.
Frekuensi pembelian yang dimaksud ialah, ketika pada tahun ini perusahaan membeli satu unit Sigra, misalkan, maka pada tahun sebelumnya paling tidak harus menambah unit dengan jumlah sama atau di atasnya.
"Kalau tidak, dengan alasan tahun lalu sudah ada mobilnya, itu tidak terhitung konsumen fleet (lepas kerjasama)," ujarnya.
Sedangkan volume pembelian, adalah banyaknya unit yang digarasikan dalam satu waktu oleh konsumen. "Jadi pemberian diskon antara satu konsumen fleet dengan lainnya berbeda-beda," katanya lagi.
Ketika kewajiban sudah dilakukan, konsumen fleet akan mendapat berbagai benefit sesuai dengan kontrak kerjasama. Seperti, pelatihan mekanik gratis oleh pihak Daihatsu Indonesia, potongan harga untuk sparepart dan servis, serta layanan lainnya.
"Layanan atau benefit ini didapatkan tergantung pada kontrak. Sebagai contoh Grab, mereka ada kontrak di mana dapat potongan harga ketika lakukan servis. Tapi tidak untuk sparepartnya," ujar Hendrayadi.
Sejauh ini, Daihatsu belum pernah menerima pemesanan produk dengan pelat kuning. Semua mobil yang dipesan konsumen fleet-nya diperuntukkan sebagai alat angkut barang dan kendaraan operasional.
"Xenia paling banyak dipercaya sebagai mobil perusahaan pengangkut karyawan, sedangkan pikap dan blind van Gran Max untuk angkutan logistik. Semuanya itu pelat hitam," kata Amelia beberapa waktu lalu.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/10/13/082710515/daihatsu-rela-mobilnya-jadi-taksi