JAKARTA, KOMPAS.com - Tak sedikit pengemudi yang melewati jalan tol melakukan slipstream di belakang kendaraan yang besar seperti truk. Padahal, langkah ini dinilai sangat berbahaya.
Istilah slipstream sendiri merupakan teknik yang digunakan di dunia balap. Teknik ini memanfaatkan kendaraan yang ada di depan untuk menahan terpaan angin.
Selain efisiensi bahan bakar, manfaat lain yang didapat dari teknik ini, yaitu laju kendaraan tidak terasa berat. Sebab, tidak tertahan oleh angin.
Meski memiliki keuntungan, tetapi teknik ini sangat tidak dianjurkan untuk dilakukan di jalan tol.
Seperti dijelaskan Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC). Dia mengatakan, cara seperti itu merupakan tindakan yang paling bodoh untuk dilakukan.
"Slipstream di jalan tol memiliki risiko yang sangat tinggi terjadinya kecelakaan. Sebab, jarak aman antara kendaraan jadi terabaikan," ujar Jusri, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Jusri menambahkan, potensi kecelakaan beruntun juga meningkat. Sebab, kurangnya ruang atau waktu untuk bereaksi atau bermanuver saat kendaraan di depan mengerem secara mendadak.
Saat kendaraan yang ada di depan melakukan pengereman mendadak dan kendaraan di belakangnya tidak bisa menghindar, tentu bisa terjadi kecelakaan beruntun. Lebih parahnya lagi, jika yang ada di tengah-tengah merupakan mobil penumpang yang diapit oleh kendaraan besar.
"Jika tujuannya adalah untuk menghemat konsumsi bahan bakar, sebaiknya gunakan teknik eco-driving atau perhatikan batas kecepatan minimum dan maksimum," kata Jusri.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/10/04/080200815/kenali-bahaya-mengemudi-di-belakang-truk