JAKARTA, KOMPAS.com - Merek asal Perencis, Peugeot bukan pemain baru di kancah otomotif Indonesia. Namun jika dibandingkan merek Eropa asal Jerman, mobil premium ini kurang mendapat perhatian dari konsumen Tanah Air.
Rokky Irvayandi, Kepala Eksekutif Astra Peugeot, mengatakan, ada dua hal mengapa itu terjadi. Pertama ialah awareness atau kesadaran merek di benak konsumen, dan kedua persepsi atau anggapan yang keliru.
"Kita akui awareness Peugeot kurang kuat disebabkan mungkin masalah publikasi kurang banyak. Karena itu kita bikin banyak acara dan tiap minggu kita update mengenai Peugeot supaya apa masyarakat terangsang," kata Rokky di Jakarta akhir pekan lalu.
Rokky mengatakan, pemberitaan dan mengadakan acara cukup penting dalam meningkatkan kesadaran merek. Sebab konsumen dan masyarakat harus tau bahwa merek ini punya kegiatan.
"Kalau kita lakukan terus ini akan masuk ke benak konsumen, jadi saat masyarakat ingin membeli mobil, Peugeot masuk jadi pilihan mereka," katanya.
Kedua terkait persepsi, Rokky menyebut salah satu anggapan yang coba ditepis ialah bengkel sulit ditemui dan kalaupun ada letaknya jauh, serta yang paling umum yaitu suku cadang mahal.
"Persepsi mobil Eropa iu aftersales, spareparts mahal, kalau misalkan beli bengkel susah dan jauh. Nah itu kita jawab yang tadi, kalau bengkel tinggal telepon kita yang datang, itu yang kita coba jawab" katanya.
Peugeot pun menjawab persepsi tersebut dengan berbagai layanan purna jual yang optimal. Salah satunya servis gratis selama lima tahun atau atau 60.000 km termasuk suku cadang. Jasa plus sparepart dan oli.
Konsumen juga mendapat garansi mobil selama lima tahun. Kemudian ada program road safe assistant yang akan membantu pemilik mobil jika terjadi kondisi darurat di jalan selama 24 jam.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/09/23/180100915/tantangan-peugeot-indonesia-kurang-dapat-perhatian-publik