JAKARTA, KOMPAS.com – Kabut asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau dan sekitarnya sudah sangat mengkhawatirkan.
Saking pekatnya, kualitas udara di sana dinyatakan berbahaya dan bagi siapa saja diwajibkan menggunakan masker saat di luar ruangan.
Efek kabut asap rupanya tak hanya berpengaruh ke manusia, tapi juga ke sirkulasi udara di mobil. Hal ini diungkap oleh Denny Sulistyo, Kepala Bengkel Honda Jakarta Center, Jakarta Pusat kepada Kompas.com (18/9/2019).
“Efek langsung dari kabut asap akan berpengaruh ke sirkulasi AC. Sebab filter AC dapat menyedot asap lewat blower dan lubang ventilasi,” kata Denny.
Hal ini menyebabkan bau asap yang tercium di dalam kabin, apalagi jika ventilasi udara pada interior dibuka. Ruang kabin secara langsung dapat terpapar polusi asap.
Agar kondisi AC kembali normal, Denny menyarankan untuk mengecek filter AC. Penggantian disarankan setiap 20.000 Km, namun jika sudah kotor sebelum masanya, penggantian harus dilakukan lebih cepat.
Denny juga mengatakan, ada cara khusus memeriksa filter AC yang sudah terpapar polusi asap. Yakni dengan menyalakan AC mobil di pagi hari usai diistirahatkan semalaman.
“Jika sudah kotor atau kena polusi, biasanya saat dinyalakan pagi hari akan tercium baunya AC. Kalau ada bau asap tandanya filter AC sudah kena,” ujar Denny.
“Saran saya selama berkendara dalam kondisi kabut asap atau di perkotaan, ventilasi udara di interior lebih baik ditutup saja, soalnya dia membawa debu dari luar. Kalau kondisi di pegunungan dengan udara sejuk, itu enggak apa-apa dibuka,” tambahnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/09/18/122145315/ini-efek-buruk-kabut-asap-karhutla-buat-sirkulasi-udara-kabin-mobil